Tak Masalah Batal Dampingi Anies di Pilpres 2024, AHY Kenang Masa di TNI

Agus Harimurti Yudhoyono (AHY)
Sumber :
  • VIVA/M Ali Wafa

Jakarta – Ketua Umum Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) mengatakan bahwa dirinya tak masalah ditinggalkan oleh Anies Baswedan dalam pencalonan di Pilpres 2024 nanti. AHY pun turut menyinggung ketika dirinya masih berada di dalam lingkup Tentara Nasional Indonesia (TNI).

Golkar, PAN dan Demokrat Sepakat Koalisi Usung Jaro Ade di Pilkada Kabupaten Bogor

Menurutnya, sebuah peperangan itu tidak hanya berbicara bagaimana cara membunuh atau terbunuh. Dia menyebutkan bahwa sebuah strategi berada pada sebuah cara bagaimana memenangkan sebuah peperangan.

"Pengalaman di TNI mengajarkan pada kami untuk senantiasa memegang teguh nilai keperwiraan. Hal ini adalah modal utama bagi seorang prajurit dalam mengemban tugas apapun. Dalam posisi perang saja kami diwajibkan untuk mematuhi etika dan aturan sehingga perang bukan soal kill or to be kill, bukan hanya seolah tentang menang kalah tapi juga soal cara untuk bisa memenangkan peperangan tersebut," ujar AHY kepada wartawan di kantor DPP Partai Demokrat, Senin, 4 September 2023.

DKPP Terima Ratusan Pengaduan Pelanggaran Kode Etik Penyelenggara Pemilu sepanjang 2024

Agus Harimurti Yudhoyono (AHY)

Photo :
  • VIVA/M Ali Wafa

AHY menyebutkan, saat ini politik itu sejatinya tengah menjadi sebuah dambaan seluruh masyarakat. Tapi, dambaan itu yakni berupa dunia politik yang tidak menghalalkan segala cara. Tetapi, kata dia, politik saat ini justru tengah berbanding terbalik.

Oposisi Diperlukan agar Ada yang Mengingatkan kalau Ada Penyimpangan, Menurut Pakar BRIN

"Begitu juga dalam berpolitik saya rasa semua rakyat Indonesia yang kita perjuangkan ini sepakat untuk berpolitik secara beretika, artinya kita mendambakan praktik yang baik yang tidak menghalalkan segala cara,” kata  AHY.

AHY menambahkan, “Kita tidak juga ingin seolah semua bisa asal tidak boleh kalah. Cara tidak boleh menikam tujuan, cara harus dijiwai tujuan begitu pula sebaliknya. Ini adalah pandangan pemimpin besar Mahatma Ghandi yang juga menjadi rujukan utama dari pikiran-pikiran Presiden Soekarno.”

AHY menjelaskan bahwa ketika Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) baru saja terbentuk, diharapkan akan ada harapan besar untuk sebuah perbaikan. Karena perubahan yang dimaksud itu akan berlandaskan sebuah hal yang besar dan juga fundamental berlandaskan nilai-nilai dan etika. 

"Ini tentu membutuhkan kerja keras, kerja sama, dan komitmen dari semua yang ingin melakukan perubahan tersebut," ucap dia.

Lebih jauh, AHY pun menyinggung perihal pernyataan maaf yang diucapkan oleh Anies Baswedan. Dia menyebut kata 'maaf' tersebut hanyalah sebuah obat murahan.

"Namun kenyataannya, hal itu tidak mudah untuk diwujudkan. komitmen menjadi barang yang langka. kata maaf dijadikan obat yang murah untuk pengingkaran atas sebuah komitmen. Ini tentu berbahaya jika dibiarkan bisa menjadi budaya, menjadi sebuah pembenaran dan lambat laun bisa membentuk karakter bangsa yang tidak bertanggung jawab," ujarnya.

AHY mengatakan, dirinya tidak akan menyerah sambil untuk terus memperjuangkan nilai dan etika dalam kehidupan politik dan demokrasi.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya