Cak Imin Heran Negara Utang Triliunan Demi Alat Perang, TKN: Beliau Belum Paham Logika Pertahanan

Wakil Ketua Dewan Pakar TKN Prabowo-Gibran, Budiman Sudjatmiko
Sumber :
  • Ist

Jakarta – Wakil Ketua Dewan Pakar Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo Gibran, Budiman Sudjatmiko merespons pernyataan dari calon wakil presiden (cawapres) nomor urut 1, Muhaimin Iskandar alias Cak Imin yang mempertanyakan urgensi pengadaan alat perang. 

PAN Usulkan Eko Patrio jadi Menteri: Sudah 3 Periode di DPR RI

Cak Imin juga menyoroti negara yang rela mengeluarkan uang triliunan rupiah demi membeli alat perang atau alutsista

Menurut Budiman, pernyataan itu menunjukkan bahwa Cak Imin sampai saat ini belum memahami logika pertahanan

Luhut Minta Prabowo Subianto Tak Bawa Orang Toxic, Zulhas: Beliau Tahu yang Terbaik

Politikus PDIP Budiman Sudjatmiko menemui Ketum Gerindra Prabowo Subianto.

Photo :
  • VIVA.co.id/Yeni Lestari

“Mungkin beliau belum memahami konsep logika pertahanan dan situasi geopolitik dunia. Membeli alat perang, atau alutsista itu bukan untuk melakukan perang besok. Namun untuk mencegah perang, dan mencegah negara kita diserang," kata Budiman kepada wartawan, Rabu, 3 Januari 2023. 

Presidential Club Upaya Prabowo Subianto Solidkan SBY, Megawati dan Jokowi

Budiman menyebutkan, logika pertahanan ini perlu dipahami oleh pemimpin karena pertahanan adalah hal yang vital agar kedaulatan bangsa terpelihara. 

“Jika kita baru beli alat perang saat besok mau perang, alat perangnya akan terlambat. Baru datang setelah sebagian Tanah Air kita sudah diduduki tentara negara lain. Sebagian tentara kita tewas karena tak memiliki alat tempur, dan korban sipil sudah banyak," ucapnya.

Lebih lanjut, Budiman menjelaskan sistem pertahanan menjadi perhatian penuh dari pasangan Prabowo-Gibran. Pemantapan sistem pertahanan merupakan salah satu program yang ada di Astacita.

“Di Astacita kedua, kita bicara tentang jumlah anggaran pertahanan, melanjutkan kebijakan Pak Jokowi yang ingin memperkuat pertahanan Indonesia. Termasuk dalam konteks pencegahan dalam poin 6, memperkuat sistem deteksi dini serta memperkuat teknologi informasi dan memperkuat pertahanan cyber," ujarnya.

Mengenai pernyataan Cak Imin yang mengatakan alat pertanian lebih dibutuhkan saat ini dibanding alat perang, Budiman menilai keduanya sebagai hal yang berbeda untuk dibandingkan. 

“Alat perang dan alat pertanian keduanya penting. Untuk pertanian, Prabowo-Gibran juga memiliki program modernisasi bisnis pertanian, mekanisasi pertanian, serta lumbung pangan untuk swasembada. Ini dua hal yang berbeda. Jadi jangan dibandingkan, pilih alat perang atau alat pertanian,” ujat Budiman. 

Sebelumnya diberitakan, cawapres nomor urut satu Muhaimin Iskandar alias Cak Imin mengatakan bahwa pengadaan alutsista yang dilakukan pemerintah itu tidak begitu penting untuk saat ini. Pasalnya, saat ini negara tidak sedang berperang.

Cak Imin mengatakan mengapa pemerintah begitu rela mengeluarkan uang sampai triliunan untuk mengadakan alat perang. Dia menuturkan kalau saat ini negara tengah membutuhkan hal lain contohnya di bidang pertanian.

Bidang pertanian di Indonesia lebih dibutuhkan seperti pengadaan pupuk hingga alat pertanian. "Kita gak perang kenapa kebanyakan utang beli alat perang? Lebih baik utang untuk beli alat pertanian," ujar Cak Imin kepada wartawan di Bandung, Rabu, 3 Januari 2024.

"Buat apa kita utang ratusan triliun tapi tidak untuk sesuatu yang nyatanya tak dibutuhkan? Nyatanya kita butuh pangan," ujarnya.

Cak Imin menjelaskan, uang ratusan triliun itu sejatinya bisa digunakan untuk kepentingan yang lain, tetapi uang tersebut justru langsung akan dibayarkan utang negara.

"Kita punya uang setahun itu Rp 300 T cash fresh, tapi 30 persen langsung dipotong untuk utang," kata dia.

Diketahui, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan hasil dari rapat bersama Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto terkait belanja alat utama sistem pertahanan (alutsista) dari pinjaman luar negeri yang naik cukup signifikan. 

Sri Mulyani menjelaskan, di luar anggaran yang telah diberikan pemerintah dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), Kemenhan juga melakukan belanja alutsista dari pinjaman luar negeri untuk periode 2020-2024 sejumlah US$25 miliar setara Rp385 triliun (kurs Rp15.400 per dolar AS).

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya