Hasan Nasbi Imbau Para Ahli Strategi di Pemilu 2024 Bisa Pelajari dan Tiru Vasili Arkhipov

Penghitungan surat suara Pilpres 2019 (Foto ilustrasi).
Sumber :
  • VIVA/M Ali Wafa

Jakarta - Founder Cyrus Network yang juga Juru Bicara Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka, Hasan Nasbi menyoroti pihak yang mengusung gerakan pemakzulan Presiden RI Jokowi. Bagi dia, isu gerakan pemakzulan Jokowi itu sengaja dipakai pihak tertentu sebagai strategi untuk menangkan Pemilu 2024. 

Elite PAN soal PKB-Nasdem Gabung Prabowo: Ini Masih Perubahan atau Keberlanjutan? 

Hasan mengimbau agar strategi yang diterapkan sedapat mungkin tak mengorbankan kepentingan bangsa dan negara. 

“Jadi, dalam perang sekalipun perlu ada orang yang berpikiran waras dan jernih. Ironisnya, untuk sekadar pemilu saja, orang yang diharapkan tetap waras, yang harus berpikiran jernih, justru jauh dari itu semua," tutur Hasan di Jakarta, Jumat, 12 Januari 2024.

Gibran Bantah Presiden Jokowi Gabung Golkar

Dia menyinggung isu itu muncul seperti kalau rasa-rasanya kalah pemilu tapi malah mengusulkan bumi hangus sekalian. "Sangat disayangkan,” ujar Hasan. 

Hasan menyarankan agar para ahli politik bisa mempelajari perwira Angkatan Laut Uni Soviet, Vasili Alexandrovich Arkhipov. Bagi dia, Vasili Arkhipov sebagai tokoh yang mampu menyelamatkan dunia pada 1962.

MK Sebut Hakim Arsul Sani Bisa Tangani Sengketa Pileg PPP

Baca Juga: Istana Buka Suara soal Usulan Pemakzulan Jokowi

Dia menceritakan kiprah Arkhipov yang membuat nama yang bersangkutan dikenang. Dengan cara Arkhipov, menurutnya saat itu dunia bisa terhindar dari serangan nuklir Soviet selama krisis Rudal Kuba. Kata Hasan, ketika itu, bila serangan terjadi maka berpotensi memicu ancaman perang nuklir global yang menakutkan termasuk dari Amerika Serikat (AS).

“Arkhipov, seorang officer kedua dalam kapal selam Rusia di bawah Kapten Valentin Savitsky, menggunakan veto-nya untuk tidak meluncurkan rudal nuklir dari kapal selam Rusia yang diganggu terus menerus oleh kapal perusak Amerika," jelas Hasan.

"SOP saat itu, tombol nuklir hanya bisa dipencet kalau disetujui oleh tiga orang pimpinan tertinggi di kapal tersebut, termasuk Arkhipov,” ujar Hasan. 

Menurut dia, sosok Arkhipov dinilainya mampu berpikir waras dan jernih meski berada di kedalaman laut. Meski nyaris kehabisan oksigen, dan tak punya informasi apapun soal yang terjadi di atas laut. Dia menyebut Arkhipov bisa berpikir jernih dan menolak menyetujui meluncurkan rudal nuklir. 

"Jadi, meski saat pulang ke Rusia mereka di-bully oleh tentara lain karena dianggap pengecut dan takut mati di kedalaman laut, namun berkat vetonya dunia selamat dari perang dunia ketiga sekaligus perang nuklir,” tutur Hasan. 

Hasan pun mengimbau agar para ahli strategi dalam Pemilu 2024 bisa berpikir seperti Arkhipov. Dia menyarankan seperti itu agar tak perlu memanas-manasi suasana. 

"Kalau memang mencium aroma kekalahan, sebaiknya belajar menjadi negarawan demi keutuhan bangsa. Jangan rakyat yang menjadi korban," jelas Hasan.


 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya