Didampingi 2 Kader Legendaris PDIP Jabar, Jurkamnas TPN: Yang Usik Banteng Siap-siap Kena Seruduk

Jurkamnas TPN Ganjar-Mahfud, Oktafiandi bersama simpatisan pendukung.
Sumber :
  • istimewa

Kuningan - Politikus PDIP sekaligus Jurkamnas Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar Pranowo-Mahfud MD, Oktafiandi kembali mengumpulkan ratusan relawan yang tergabung dalam Baraya Kang Okta (BKO) di Kuningan, Jawa Barat, Rabu kemarin.

Prabowo Tak Hadir di Acara Halal Bihalal PKS, Ini Alasannya

Kang Okta, sapaan akrab Oktafiandi ditemni dua kader legendaris PDIP asal Kuningan yaitu Rana Suparman dan Acep Purnama. Kang Okta yang juga caleg DPR RI Dapil Jabar X dari PDIP ini menyampaikan pentingnya mengawal kemenangan duet Ganjar-Mahfud di Pilpres 2024.

Dia mempromosikan pasangan capres cawapres nomor urut 3 itu memiliki misi yang akan mengedepankan kedaulatan pangan. Ia menyebut visi misi Ganjar-Mahfud seperti jamin ketersediaan pangan dari dalam negeri, aman, berkualitas, dan murah. Selain itu, ada tekad mendukung Desa Mandiri Pangan. Memastikan pangan murah melalui stabilisasi harga pangan.

Elite PAN soal PKB-Nasdem Gabung Prabowo: Ini Masih Perubahan atau Keberlanjutan? 

Ia menambahkan, Ganjar-Mahfud juga berjanji menghentikan alih guna lahan untuk memastikan lahan subur dan produktif diberikan kepada petani kecil dan buruh tani. Kata dia, duet Ganjar-Mahfud juga punya keinginan perkuat pengelolaan tata ruang yang adil dan berkelanjutan.

Kang Okta pun menyinggung soliditas relawan di lapangan dalam mengawal suara Ganjar-Mahfud. Kata dia, baik itu saat jelang Pemilu seperti di Tempat Pemungutan Suara (TPS) dan juga pasca Pemilu.

Mahfud MD Blak-blakan Soal Langkah Politik Berikutnya Usai Pilpres 2024

"Mari kita kawal kemenangan Ganjar-Mahfud. Jangan mundur karena diintimidasi, apalagi kalau hanya sekadar ditakut-takuti," ujar Kang Okta.

Ganjar Pranowo-Mahfud MD Dalam Acara Paku Integritas KPK

Photo :
  • VIVA/M Ali Wafa

Dia menyampaikan, perjuangan memenangkan Ganjar-Mahfud mirip dengan situasi 2014 saat Jokowi maju jadi Presiden. Ia bilang latar belakang Jokowi sebagai orang biasa sama dengan Ganjar dulu dipandang sebelah mata oleh rival politiknya.
 
”Kondisi sekarang sama dengan kondisi ketika 2014 kita memenangkan Jokowi dulu. Kala itu semua lembaga survei juga tidak ada yang memenangkan Jokowi," jelas Kang Okta.

Dia menyebut saat 2014, semua elit tidak yakin Jokowi bakal menang. Kata dia, pihak kekuasaan saat itu berkumpul di seberang Jokowi. "Hingga koalisi partai juga koalisi kecil. Sama persis dengan Ganjar hari ini," ujar Kang Okta.

Menurut dia, kondisi rakyat saat ini sudah jenuh dengan perilaku elit yang tidak lagi mengindahkan etika dan adab ketimuran. Ia pun mengingatkan Kuningan sebagai salah satu kandang Banteng atau basis suara PDIP di Jawa Barat. Ia minta simpatisan pendukungnya tak lengah dan selalu waspada.

"Kuningan itu kandang Banteng. Kita buktikan, siapa yang mengusik Banteng siap-siap kena seruduk. Kemenangan Ganjar-Mahfud adalah kemenangan rakyat," ujar Kang Okta.

Lebih lanjut, dia bilang barisan relawan semangat setelah melihat Mahfud MD mengundurkan diri dari kabinet Jokowi. Menurutnya, keputusan Mahfud MD mundur dari posisi Menko Polhukam mengajarkan integritas kepada masyarakat.

"Masyarakat mengapresiasi langkah Prof Mahfud mundur dari kabinet Pak Jokowi. Langkah itu dinilai penting untuk menjaga demokrasi dan jadi pemimpin yang demokratis," ujarnya

Ia juga terkesan dengan semangat perjuangan kader dan simpatisan pendukung di Kuningan. Menurut dia, hal itu terlihat dari antusiasme peserta yang hadir meskipun cuaca kurang baik. Apalagi, jika ada dua kader legendaris PDIP yakni Acep Purnama dan Rana Suparman bersatu.

"Saya yakin jika Acep Purnama dan Rana Suparman telah bersatu di satu panggung hari ini, Ganjar-Mahfud bisa menang 50 persen lebih di Kabupaten Kuningan," tuturnya.

Aktivis GMNI Jabar yang juga anggota DPRD Kuningan, Rana Suparman mengajak masyarakat Kuningan untuk bersama-sama jaga demokrasi yang diperjuangkan lewat reformasi 1998. Menurutnya, reformasi sebagai wujud perlawanan rakyat atas kepemimpinan nasional yang bertangan besi dan memanfaatkan hukum untuk kepentingan pribadi.

"Hari ini demokrasi seolah mundur ke zaman Orba. Undang-undang dan hukum dibajak untuk kepentingan kekuasaan. Untuk itu hanya ada satu kata. Lawan!," ujar mantan Ketua DPRD Kuningan tersebut.

Rana Suparman juga mengimbau rakyat bisa memilih Presiden dan Wakil Presiden yang memperjuangkan wong cilik. "Pemimpin nasional itu harus punya visi dan misi yang jelas, dan sosok itu ada dipasangan Ganjar-Mahfud," ujarnya.

Lalu, kader senior PDIP lainnya, Acep Purnama mengimbau agar seluruh kader partai moncong putih tetap solid dan tegak lurus terhadap arahan Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri. Dia menuturkan dulu banyak rival yang meremehkan PDIP.

Namun, menurut dia, takdir sejarah membuktikan PDIP mampu menjawab tantangan sejarah itu.

“Kita berhasil menang dua kali, dan tidak tertutup kemungkinan kita bisa meraih hattrick di Pemilu 2024 ini. Kuncinya solid dan yakin dengan arahan Bu Ketum (Megawati)," tutur Acep.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya