KSAD: Operasi Kami di Papua Itu Melawan Gerilya

Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Maruli Simanjuntak didampingi sejumlah perwira TNI AD memberikan keterangan di Cipatat, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat, Selasa, 5 Maret 2024.
Sumber :
  • ANTARA/Ricky Prayoga

Bandung Barat - Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Maruli Simanjuntak menyatakan tidak akan menggunakan pendekatan tempur penuh untuk meredam konflik di Papua.

3 Jenderal Termuda di TNI Angkatan Darat, Ada yang Jadi Perisai Hidup Presiden Jokowi

Karena, menurut dia, konflik di Papua terjadi karena perbedaan paham yang menyulut mereka untuk memisahkan diri dari wilayah Indonesia.

"Operasi kami di Papua itu melawan gerilya. Jadi operasi itu dilakukan untuk saudara-saudara kita yang berbeda paham dan sebagainya, sehingga tidak sampai 50 persen tempur di sana," ujar Maruli di Bandung Barat, Selasa, 5 Maret 2024.

Harga Gula Meroket, Ini Kata Kadis Perindag ESDM Sumut

Satgas Damai Cartenz melumpuhkan anggota KKB di Pegunungan Bintang, Papua

Photo :
  • Aman Hasibuan - Dok Satgas Damai Cartenz

Lebih lanjut, alih-alih memilih pendekatan perang dalam penyelesaian konflik Papua, Maruli mengatakan bahwa pihaknya akan menekankan pendekatan dialogis berupa pembinaan fungsi teritorial semata.

5 Fakta Tersembunyi Hubungan Iran dan Israel, Pernah Seharmonis Ini

Maruli juga menegaskan TNI AD hanya menggunakan senjata ketika mereka dalam keadaan terjepit, tapi sebisa mungkin konflik itu dirampungkan dengan cara-cara yang lebih humanis sehingga tidak ada korban jiwa dalam penyelesaiannya.

"Mungkin 80 persen adalah teritorial, bagaimana mengajak masyarakat untuk kembali ke pangkuan Ibu Pertiwi, membangun kehidupan mereka lebih baik, itu jadi prioritas kita," ujar Maruli.

Maruli menganggap kelompok gerilyawan yang tergabung dalam kelompok kriminal bersenjata (KKB) maupun kelompok kriminal politik (KKP) yang tersebar di wilayah Papua.

VIVA Militer : Pasukan TNI sisir kelompok bersenjata OPM di Papua (ilustrasi)

Photo :
  • Viva.co.id

​​​​​​​"Jadi bisa anda kira-kiralah, kalau kita memang kerahkan, secara persoalan memang dianggap selesai. Tapi kita juga tidak mau saudara-saudara kita menjadi korban," ujarnya. (ant)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya