Jusuf Kalla: Pemimpin Harus Baik dengan Media

Dialog Jusuf Kalla
Sumber :
  • VIVAnews/Nurcholis Anhari Lubis

VIVAnews - Mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla dengan suka cita menerima  penghargaan Charta Politika Lifetime Achievement Award 2010. Dalam pidato menerima penghargaan itu, Jusuf Kalla mengingatkan peran penting media bagi pemimpin.

"Saya berterima kasih atas penghargaan ini. Saya juga tidak  menyangka," ujar Jusuf Kalla dalam sambutannya ketika menerima penghargaan tersebut di Hotel Nikko, Jakarta.

Kalla menceritakan, selama 44 tahun bekerja di tiga profesi, 32 tahun di dunia bisnis, 10 tahun di pemerintahan, dan sekarang telah lebih dari setahun di Palang Merah Indonesia, memang harus  pandai memandang, memahami, dan mengelola diri dalam masing-masing karakter profesi. Ketiganya berbeda manajemennya.

Di bidang bisnis, menurut Kalla, selalu hasil yang diutamakan, prosesnya bisa diatur. Sementara di pemerintahan, prosesnya yang diutamakan.

"Kalau di pemerintahan, yang nomor satu prosesnya. Hasilnya mau tahun ini, tahun depan, besar, kecil, terserahlah, yang penting jangan salah prosesnya," katanya.

Sementara itu, di PMI, keselamatan orang yang paling penting. "Sosial, yang penting keselamatan orang. Proses nomor tiga, biaya apalagi," kata JK, sapaan Jusuf Kalla yang kembali disambut tawa para hadirin.

Namun, JK melanjutkan, ketiga profesi itu membutuhkan hubungan baik dengan media. "Sebagai pengusaha menjual sesuatu, kalau tak diketahui orang buat apa. Kalau tak berhubungan dengan media bagaimana bisa diketahui orang," kata JK. "Pemerintahan apalagi."

Karena itu, dia menambahkan, rumusan pemimpin itu adalah orang yang dapat mempengaruhi orang lain untuk berbuat yang tidak disuka. "Contohnya, dulu orang paling tidak suka kenaikan harga bahan bakar minyak. Sementara itu, kami harus naikkan, kalau tidak bangkrutlah negara. Siapa yang tidak suka? Media tidak suka. Mari kita rapat. Dijelaskan," kata JK.

Kemudian, DPR juga harus dijelaskan. "Akhirnya (BBM) naik 120 persen tidak ribut kan," tuturnya.

Oleh karena itu, syarat lainnya menjadi pemimpin adalah visinya harus jelas. "Kita harus membawa orang yang tidak suka ini menjadi suka. Memang tidak mudah. Karena itu, pemimpin harus mengerjakan sesuatu yang berat dan tidak disukai orang, tidak populer," ujarnya.

Bagaimana agar kemudian bisa menjadi populer? "Ya harus dengan media, karena itulah maka kita harus berhubungan dengan baik," katanya.

Memang, dia melanjutkan, ada risikonya dalam berhubungan dengan media kalau tidak terbiasa. "Tetapi, bagaimana pun saya berterima kasih kepada Anda semua atas penghargaan ini. Karena artinya saya bisa mempengaruhi orang lewat media," kata JK tersenyum. (art)

Mengenal Tradisi Hantaran di Indonesia, Simbol Rasa Syukur dan Kasih Sayang
Taspen.

Cara Taspen Perkuat Srikandi Jadi Penggerak Finansial

PT Dana Tabungan dan Asuransi Pegawai Negeri (Taspen) menegaskan komitemnnya terus mengoptimalkan peran Srikandi jadi penggerak finansial.

img_title
VIVA.co.id
26 April 2024