Marzuki: Demokrat Sedang Tsunami Besar

SBY pidato didampingi Marzuki Alie dan Anas Urbaningrum
Sumber :
  • Antara/ Prasetyo Utomo

VIVAnews -  Sejumlah petinggi Partai Demokrat terseret kasus suap Wisma Atlet. Bendahara partai itu, Muhammad Nazaruddin jadi tersangka. Ia kemudian dipecat. Nazaruddin kemudian menyebut sejumlah petinggi partai itu terlibat kasus ini. Ia bahkan menyebut Anas Urbaningrum terlibat. (Baca wawancara VIVAnews dengan Nazaruddin)

Begal di Depok Nekat Beraksi Siang Bolong demi Beli Sabu

Anas membantah keras semua tuduhan itu. Anas bahkan menyebutkan bahwa nyanyian Nazaruddin sepertinya diatur. (Baca wawancara VIVAnews dengan Anas). Kasus yang membelit Nazaruddin itu kini sedang disidangkan. Dan dalam persidangan itu nama sejumlah petinggi partai itu kembali disebut.

Semalam sejumlah Dewan Pembina Partai Demokrat berkumpul di Cikeas. Apa persisnya isi pertemuan itu masih simpang siur. Sejumlah petinggi partai yang diwawancara para wartawan sesudah pertemuan itu menegaskan bahwa ini pertemuan rutin saja. Membahas hal-hal umum saja.

Indonesia Vs Uzbekistan di Semifinal Piala Asia U-23, Arab Saudi Tersingkir

Apakah membahas sejumlah kader yang disebut dalam persidangan dan posisi Anas Urbaningrum? "Tidak betul (bahas Anas). Jadi Bapak SBY hanya mengatakan, terkait masalah ke depan harus bagaimana saja," kata Mubarok melalui sambungan telepon kepada VIVAnews.com, Selasa malam, 24 Januari 2012. (selengkapnya baca di sini)

Lain lagi penjelasan Wakil Ketua Umum Partai Demokrat Max Sopacua siang hari ini. Rapat semalam itu, kata Max, salah satu agendanya adalah membahas soal kasus yang membelit Ketua Umum Anas Urbaningrum.

Mendukung Perkembangan Voli Indonesia melalui Kiprah Megawati dan Fun Volleyball 2024

"Partai Demokrat sekarang dilanda berbagai masalah dan isu. Penting dibahas bagamana partai ini bisa lebih maju ke depan ini bagian integral membicarakan kemajuan partai," kata Max di Gedung DPR, Rabu 25 Januari 2012.

Tsunami Besar

Sulit menutupi bahwa partai yang sukses mengusung SBY dua kali ke kursi Presiden Indonesia itu sedang menghadapi masalah besar. Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat, Marzuki Alie, menegaskan bahwa Partai Demokrat sedang menghadapi tsunami besar. Oleh karena itu, setiap kader diharapkan dapat berupaya untuk menyelamatkan partai agar tidak pecah.

"Semua sepakat partai harus diselamatkan karena hasil pooling, PD semakin terpuruk yang tidak berkorelasi dengan popularitas dan dukungan terhadap SBY. Intinya PD harus selamat dari tsunami yang saat ini menyerang," kata Marzuki dalam rilis yang diterima wartawan, Rabu 25 Januari 2012.

Marzuki juga mengatakan, jika SBY meragukan kepemimpinan dia, maka Marzuki siap mundur. "Kalau memang ada kegalauan SBY tentang kepemimpinan saya, maka saya pun akan mundur dari Ketua DPR, itulah komitmen pengabdian saya tanpa reserve," kata Marzuki.

"Saya tidak pernah meminta jabatan, saya juga mundur sebagai sekjen bukan karena SBY minta mundur, tapi saya membaca raut muka, kegalauan hati beliau. Saya tidak mau jadi orang yang dimasalahkan maka saya dengan ikhlas mengundurkan diri," kata dia.

"Bagi saya jabatan itu saya pandang sebagai amanah yang paling berat. Makanya saya berhenti dari PNS, berhenti dari Direktur BUMN dan berhenti sebagai sekjen," kata Marzuki.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya