Prediksi Hasil Pemilu 2014 Versi Lembaga Pemilih Indonesia

Sutiyoso ditunjuk jadi Komisaris Utama PT Semen Indonesia.
Sumber :
  • VIVAnews/Anhar Rizki Affandi
VIVAnews
- Lembaga Pemilih Indonesia (LPI) memprediksi PDI Perjuangan akan menguasai Pemilu 2014 mendatang. Alasannya, PDI Perjuangan diuntungkan oleh peran sebagai partai oposisi.


"PDIP juga bersikap tegas terhadap isu-isu serius seperti skandal Bank Century," kata Direktur LPI, Boni Hargens, di Galery Cafe, Taman Ismail Marzuki (TIM), Jakarta Pusat, Rabu 15 Mei 2013.


Boni mengatakan PDI Perjuangan juga mendapat berkah dari kegagalan
the ruling parties
atau partai berkuasa yaitu Partai Demokrat. Kondisi itu dikombinasikan dengan romantisme politik pemilih
volatile
(pemilih berdasar cinta sesaat) yang dahulu pernah memilih partai pimpinan Megawati Soekarnoputri tersebut. Dampaknya, PDIP akan mendapat limpahan suara dengan selisih yang signifikan daripada hasil pemilu 2009.


Sang Istri Diduga Selingkuh dengan Pastor, Suami: Dia dan Romo Tidur dalam Satu Selimut
"Peluangnya besar, partai ini akan menjadi pemenang pemilihan legislatif," ujarnya.

Mesir Buka-bukaan Ada Proposal Baru soal Gencatan Senjata di Gaza

Partai kedua yang turut menguasai Pemilu 2014, lanjut Boni, adalah Partai Golkar. Golkar dinilai berhasil melakukan marketing dan advertising politik dengan baik.
Terpopuler: Zaidul Akbar Bocorkan Resep Kaldu Ajaib hingga Fakta-fakta Unik Tentang Uzbekistan


"Golkar juga didukung oleh manajemen partai yang membaik sehingga perolehan 2014 diprediksi tidak akan melorot tajam, dengan tetap bertengger di posisi kedua setelah PDIP," katanya.

Demokrat dan PKS Turun

Sementara itu, LPI memprediksi Partai Demokrat akan mengalami penurunan dalam Pemilu 2014. Menurutnya, akan terjadi arus migrasi besar-besaran dari Partai Demokrat ke partai lain, baik partai baru atau partai tengah lama.


"Partai ini akan merosot pada kisaran 7,45 persen-10,45 persen. Dengan kata lain, paling tinggi Partai Demokrat akan meraih 10,45 persen atau paling rendah 7,45 persen pada pemilu 2014 mendatang," ujarnya.


Kemudian Partai Keadilan Sejahtera (PKS) tidak akan mampu masuk tiga besar partai pemenang dalam Pemilu 2014 mendatang. Skandal korupsi yang menyeret mantan Presidennya, Luthfi Hasan Ishaaq, menjadi faktor pemicunya. "Suara PKS maksimal 7,88 persen. Menanjak tidak mungkin. Tapi menurun mungkin," kata Boni.


Bahkan, Boni berani memprediksi, PKS dari predikatnya sebagai partai menengah yang solid dapat berubah menjadi partai kecil yang minim dukungan masyarakat usai pagelaran demokrasi tahun 2014 nanti. Meski demikian, dia meyakini PKS tidak akan hilang dari peredaran politik tanah air.


"Suara PKS 2014 bertahan di 5-6 persen," ujarnya.


Boni menuturkan perubahan dukungan terhadap PKS sangat kontras dalam dua pemilu terakhir yakni 2004 dan 2009. Suara partai berbasis muslim perkotaan ini melonjak 5,98 persen pada Pemilu 2004 (7,34 persen) dibanding Pemilu 1999 (1,36 persen). Namun, pada Pemilu 2009 hanya meningkat 0,55 persen menjadi 7,88 persen.


"Setelah skandal impor daging dan isu pornografi (terseretnya sejumlah wanita), partai ini bakal kehilangan pemilih migran dari NU maupun Muhammadiyah," ujarnya.


PKPI Kuda Hitam?


Lembaga Pemilih Indonesia (LPI) juga memprediksi Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia (PKPI) akan menjadi kuda hitam dalam Pemilu 2014 mendatang. LPI menilai PKPI akan mendapat tambahan kekuatan dari partai-partai kecil lain yang sudah melebur menjadi satu.


"Ini partai yang belum banyak diperhitungkan. Padahal 24,73 persen suara 2009 ada di partai-partai ini," kata Direktur LPI, Boni Hargens, di Jakarta, Rabu 15 Mei 2013.


Boni mengatakan, dengan strategi media yang kuat dan mobilisasi kader-kader di daerah serta manuver Ketua Umumnya, Sutiyoso, PKPI bisa mengejutkan semua pihak. Dalam analisis LPI, kata Boni, partai bernomor urut 15 itu akan bangkit melibas partai-partai lama yang mulai ditinggal pemilih.


"Bukan hal yang mustahil bagi PKPI menembus batas 4 persen di 2014," ujarnya.


Sementara itu, Boni melanjutkan bahwa partai kecil lain, Partai Bulan Bintang, tidak akan sanggup melewati ambang batas elektoral 3 persen. Oleh karena itu, partai pimpinan MS Ka'ban dan Yusril Ihza Mahendra itu akan gulung tikar alias hilang dari peredaran meskipun volatilitas atau tingkat perpindahan pemilih partai ini rendah, 0,76 persen.


"Ketua Umumnya tidak hebat-hebat amat dalam menarik suara, pencitraan di media massa lemah, ditambah dengan pencalegan Susno Duadji yang kontroversial semakin mempersulit peluang PBB dalam Pemilu 2014," ucapnya.


Sementara itu, Ketua Umum PKPI, Sutiyoso meyakini akan terjadi perpindahan pemilih dalam Pemilu 2014. Menurutnya, maraknya kasus korupsi di sejumlah partai mapan saat ini akan mengubah pilihan para swing voters atau pemilih mengambang.


"Dengan situasi itu akan terjadi pergeseran partai menengah ke atas dan bawah ke menengah," katanya.


Mantan Gubernur DKI Jakarta itu mengakui kasus korupsi yang dialami partai-partai politik lain termasuk Partai Keadilan Sejahtera (PKS) merupakan kesempatan bagi partainya untuk meraih dukungan rakyat. "Kompetitor terkena prahara, partai kami makin solid," ucapnya. (eh)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya