- ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay
VIVA.co.id - Jalan islah untuk menyelesaikan konflik internal Partai Golkar dinilai menjadi pilihan terbaik. Meski tidak mudah, dua kubu di partai berlambang beringin itu akhirnya dapat duduk bersama dalam keakraban momen Silatnas.
Pengamat Politik, Gun Gun Heryanto, mengatakan bahwa apa yang dilakukan oleh kedua kubu di partai Golongan Karya (Golkar) untuk kembali bersatu adalah suatu langkah yang baik.
"Ya saya pikir langkah bagus, bagaimanapun konfik internal itu paling bagus itu islah," katanya saat dihubungi VIVA.co.id, Senin, 2 November 2015.
Gun Gun mengungkapkan, kebanyakan kasus konflik partai, salah satunya keluar dari partai. Dia mengapresiasi pilihan para politisi Golkar memilih bersatu menyukseskan agenda bersama.
Agenda terdekat yang mereka garap bersama adalah pemenangan Pilkada Serentak yang pemungutan suaranya digelar 9 Desember 2015.
"Karena ada momentum terdekat yaitu Pilkada, akan merusak partai Golkar ke bawahnya bila tak dituntaskan. Partai ini harus membangun lagi elemen-elemen dan faksi-faksi di Partai Golkar," terusnya.
Namun demikian, Gun Gun menilai, seharusnya islah itu dilakukan sejak awal. Namun, karena kedua kubu yang ada dinilai egois, sehingga islah baru terwujud sekarang. Konflik kepengurusan di Partai Golkar memang panjang, bahkan kasus hukumnya telah sampai mentok di level tertinggi, yaitu putusan kasasi Mahkamah Agung.
"Islah, mekanisme ini harusnya dari awal. Tapi, masing-masing pihak masih egois. Tapi, setelah ini kan keluar partai, strategi akomodasi politik harus dilakukan, yaitu, menyeleraskan tim transisi untuk membuat akomodasi politik. Misalnya Nurdin dan Yoris, ini kan menjembatani 2 yang pisah jadi 1 lagi," ujarnya. (one)
![KPK menetapkan politikus Golkar Budi Supriyanto sebagai tersangka](https://thumb.viva.co.id/media/frontend/thumbs3/2011/11/22/133010_budi-supriyanto--golkar-_375_211.jpg 640w, https://thumb.viva.co.id/media/frontend/thumbs3/2011/11/22/133010_budi-supriyanto--golkar-_375_211.jpg 1920w)