Sumber :
- VIVA.co.id / Renne Kawilarang
VIVA.co.id
- Kegaduhan terus terjadi setelah Menteri ESDM Sudirman Said menyerahkan percakapan Ketua DPR RI Setya Novanto, pengusaha Riza Chalid, dan Presiden Direktur Freeport Indonesia Maroef Sjamsoeddin mengenai pencatutan nama Presiden Jokowi untuk meminta saham Freeport.
Pengamat politik dari UIN Jakarta, Pangi Syarwi Chaiago, mencurigai adanya permainan politik untuk memperpanjang kontrak Freeport di Indonesia dengan mengaburkan permasalahan melalui rekaman.
Baca Juga :
Survei, Publik Setuju Pansus Freeport
Baca Juga :
Kajian Valuasi Saham Freeport Sudah di BUMN
"Pimpinan DPR selama ini termasuk yang tidak menginginkan perpanjangan kontrak Freeport diteruskan selama merugikan kepentingan nasional. Saya menduga Setnov (Setya Novanto) sengaja menjadi tumbal," ujar Pangi.
Pangi menjelaskan dugaan ini berdasarkan atas informasi ada tiga pertemuan seluruhnya. Namun mengapa Sudirman Said hanya menyerahkan rekaman dari pertemuan ke dua saja, sedangkan dua rekaman lain tidak diserahkan ke MKD.
Dengan kondisi saat ini menurutnya jauh akan lebih baik dugaan pencatutan nama presiden digeser ke ranah hukum. Sudirman ditantang berani melapor ke KPK atau Bareskrim.
"Ini dramanya terpotong ngak utuh. Atau siapa yang paling diuntungkan dalam kasus ini? Bisa saya katakan Freeport salah satu yang diuntungkan," ungkapnya.
Penyelesaian di MKD menurutnya tidak efektif karena hanya bersifat poltis."Langkah MKD hanya persoalan pelanggaran etika. Kalau terbukti melanggar etika maka sangsinya perkiraan saya Setnov diberhentikan dari posisi ketua DPR, tetapi tidak mengungkap siapa dibalik Freeport," katanya.
Baca Juga :
Halaman Selanjutnya
Pangi menjelaskan dugaan ini berdasarkan atas informasi ada tiga pertemuan seluruhnya. Namun mengapa Sudirman Said hanya menyerahkan rekaman dari pertemuan ke dua saja, sedangkan dua rekaman lain tidak diserahkan ke MKD.