Anggota DPR: Yusron Tak Perlu Campuri Urusan di Luar Dubes

Dubes RI untuk Jepang, Yusron Ihza Mahendra.
Sumber :
  • Antara/ Benny S Butarbutar

VIVA.co.id - Anggota Komisi I DPR, Supiadin Aries Saputra, menyesalkan pernyataan Duta Besar Indonesia, Yusron Ihza Mahendra, di media sosial Twitter. Dalam kicauannya, Yusron menyinggung etnis Gubernur Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama, yang juga akan maju dalam pilkada mendatang.

"Apa yang dilakukan oleh Pak Yusron secara etika tidak baik. Seharusnya Pak Yusron tidak mencampuri hal-hal yang di luar tugas Dubes," kata Supiadin saat dihubungi, Kamis, 31 Maret 2016.

Yusron merupakan adik kandung dari Yusril Ihza Mahendera yang akan menjadi rival Ahok dalam pemilihan kepala daerah Jakarta pada 2017 mendatang. Mengenai sikap Ahok yang berang dan meminta Menteri Luar Negeri, Retno LP Marsudi segera mencopot Yusron, Supiadin menyerahkan pada mekanisme berlaku.

"Masalah usul Pak Ahok kepada Menlu untuk mencopot Pak Yusron dari jabatannya sebagai Dubes, hal itu sepenuhnya menjadi kewenangan Menlu. Menlu lebih tahu tentang proses dan prosedur pemberhentian seorang Dubes," ujar politikus Nasdem itu.

Sementara itu, Juru Bicara Kementerian Luar Negeri, Arrmanatha Nassir, menegaskan bahwa Kementerian secara berkala terus menyampaikan dan mengingatkan kepada seluruh perwakilan Indonesia di luar negeri untuk terus fokus mengerjakan tugas-tugas yang diembannya sebagai wakil Indonesia.

Hal tersebut dikatakannya sebagai jawaban atas kasus yang menimpa Duta Besar Indonesia untuk Jepang, Yusron Ihza Mahendra, yang melontarkan kata-kata berbau Suku, Agama, Ras, dan Antargolongan (SARA) melalui akun Twitternya.

"Kemlu RI senantiasa secara rutin mengingatkan kepada para perwakilan, untuk fokus pada tugas yang telah diberikan oleh pemerintah. Jadi yang kita harapkan agar para kepala perwakilan dalam menjalankan tugasnya di luar negeri bisa fokus kepada tugas dan tanggung jawab yang diberikan oleh pemerintah," kata Arrmanatha, di Gedung Kemlu RI, Jakarta, Kamis, 31 Maret 2016.

Secara reguler, kata Arrmanatha, pihaknya selalu menyampaikan dan mengingatkan hal itu termasuk ke duta besar, konjen dan perwakilan lainnya. "Mereka harusnya fokus kepada tugas dan isu yang diberikan," ungkapnya.

PAN, PPP, PKB, dan Demokrat Siapkan Lawan Ahok-Djarot

Seperti diketahui, ucapan adik kandung Yusril Ihza Mahendra, Yusron Ihza Mahendra, menyinggung Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama. Menurut Ahok, sapaan Basuki, pernyataan Yusron, kurang ajar.

Yusron yang juga Duta Besar Republik Indonesia untuk Jepang dan Federasi Mikronesia, mengirim cuitan ke akun Twitter pribadinya, @YusronIhza_Mhd. Yusron mengunggah sebuah tautan yang meminta Ahok, sapaan akrab Basuki, lebih berhati-hati dalam memerintah.

PPP Minta Gerindra Susun Ulang Jago di Pilkada Jakarta

Yusron mengatakan, sikap Ahok yang ia nilai arogan bisa membahayakan bangsa keturunan Tiongkok lain yang bermukim di Indonesia.

"Itu kurang ajar, namanya rasis," ujar Ahok di Ruang Publik Terpadu Ramah Anak (RPTRA) Cibesut, Jatinegara, Jakarta Timur, Rabu, 30 Maret 2016.

KPU Izinkan 40 Pendukung Ahok-Djarot Masuk Ruang Pendaftaran

Ahok mengingatkan Menteri Luar Negeri RI, Retno Marsudi, untuk lebih berhati-hati memilih diplomat untuk diangkat menjadi pejabat duta besar. Duta besar yang rasis tidak cocok menjadi wakil Indonesia untuk bangsa lain.

"Negara bahaya. Dubes kayak gini ini bukan (mewakili) Indonesia," ujar Ahok.

Pasangan calon Gubernur DKI Jakarta Agus Harimurti Yudhoyono (kedua kiri) dan calon Wakil Gubernur Sylviana.

Pujian Sylvi untuk Agus Yudhoyono

Sylviana Murni menyebutnya, the best one.

img_title
VIVA.co.id
8 Oktober 2016