ARB: Keahlian Golkar Mengelola Bukan Melawan Kekuasaan

Aburizal Bakrie
Sumber :
  • VIVA.co.id/Anhar Rizki Affandi

VIVA.co.id – Ketua Umum Aburizal Bakrie mengingatkan kepada calon ketua umum terpilih nantinya akan terikat pada komitmen hasil rapat pimpinan nasional. Keputusannya yakni, Golkar akan menjadi partai yang menyokong pemerintahan saat ini.

Jadi Presiden PKS, Ahmad Syaikhu Pastikan Sikap Oposisi

"Siapapun yang terpilih nanti, terikat dengan satu kesepakatan, yakni mendukung pemerintahan Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla," kata ARB dalam pidatonya di acara Munaslub Partai Golkar, Bali, Sabtu malam, 14 Mei 2016.

Menurut ARB, sejak berdiri, Partai Golkar memang berada di belakang kekuasaan pemerintah. Sehingga tidak pantas untuk menjadi partai yang melawan kekuasaan.

Pemilu Singapura: Menghitung Kekuatan Partai Oposisi

"Doktrin partai kita (Golkar) berbeda. Keahlian kita mengeloa kekuasaan, bukan perlawanan terhadap kekuasaan," ujar ARB.

Kata ARB, dalam posisi oposisi atau melawan kekuasaan, justru akan membuat Golkar menjadi retak dan memicu perpecahan.

Munas Golkar Diharapkan Jangan Terjebak soal Perebutan Ketum

"Golkar adalah partai karya kekaryaan. Kita ahli membangun, jagoan berkarya. Namun, barangkali kita rikuh dalam bergerak sebagai oposisi," kata ARB.

Oleh karena itu, ARB kembali mengingatkan kepada calon ketua umum Partai Golkar terpilih, untuk tetap dalam koridor itu. Menjadi partai yang mendukung kekuasaan.

"Golkar akan melakukan kegiatan bersama Pak Jokowi dan JK. Kita akan mendorong lahirnya kebijakan-kebijakan progresif. Ini bukan berarti kita menghamba kekuasan. Tujuan kita adalah partisipasi aktif atas kemajuan Indonesia," ujar ARB.

Tahun ini, Munaslub Partai Golkar akan melakukan pemilihan ketua umum baru. Kandidat saat ini ada delapan orang yakni,Setya Novanto, Ade Komarudin, Aziz Syamsuddin, Mahyudin, Airlangga Hartarto, Syahrul Yasin Limpo, Priyo Budi Santoso dan Indra Bambang Utoyo. (ase)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya