Sudirman: Orang Bilang Begitu 'Saktinya' Novanto, Kena Juga

Sudirman Said
Sumber :
  • VIVA.co.id/Eduward Ambarita

VIVA – Mantan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral, Sudirman Said, ikut angkat suara mengenai kasus Ketua DPR, Setya Novanto, yang terjerat kasus e-KTP. Sudirman pun menggambarkan, situasi politik saat ini sudah tahap mengkhawatirkan. 

Demokrat Tak Butuh Cagub Jakarta yang Cari Popularitas 2029, Sindir Anies?

Menurut dia, persoalan korupsi yang menimpa sejumlah pimpinan lembaga negara harus dijadikan momentum untuk mencari pejabat publik yang berintegritas. Hal itu dikatakan Sudirman saat menghadiri acara Hari Antikorupsi Sedunia di kawasan Jakarta Selatan, Sabtu 9 Desember 2017. 

"Memang lanskap politik kita lagi tidak membanggakan, karena dalam urusan korupsi ternyata lembaga tinggi negara, lembaga terhormat ini, DPR, DPD, MK, MA, semuanya pimpinan terkena kasus korupsi," kata Sudirman. 

Nasdem juga Pantau Sudirman Said Sebagai Kandidat di Pilgub Jakarta

Dia menjelaskan, DPR sebagai lembaga representasi suara masyarakat harus dijaga wibawanya terhadap oknum yang memanfaatkan jabatan demi kepentingan pribadi. "Sehingga DPR sebagai lembaga terhormat tidak terbebani proses hukum yang harus dijalani SN," kata Sudirman. 

Sudirman mengatakan, terulangnya Novanto terseret kasus korupsi, dan sempat bebas oleh putusan praperadilan, menunjukkan dirinya orang yang 'lihai' dalam kasus hukum. 

Demokrat Godok Nama untuk Pilkada Jakarta, Ada RK hingga Sudirman Said

"Dua hal bisa kita ambil pelajaran. Pertama, makin sulit menyembunyikan kejahatan, makin pendek usia kejahatan. Kedua, uang bukan segalanya," kata dia.

"Orang mengatakan begitu saktinya orang bernama SN (Setya Novanto) ujungnya kena juga," kata Sudirman. 

Akhir 2015, jagad politik nasional sempat ramai ketika Sudirman Said melaporkan Ketua DPR, Setya Novanto, ke Mahkamah Kehormatan Dewan. 

Laporan terhadap Novanto mengenai pelanggaran kode etik yang dilakukan anggota DPR saat bertemu Direktur Utama PT Freeport Indonesia Maroef Sjamsoeddin. Pertemuan itu kemudian direkam, lantaran Novanto diduga melakukan permintaan saham yang dikenal saat itu dengan 'Skandal Papa Minta Saham'.

Akhir dari kasus itu, kemudian mereka berdua mundur dari jabatannya, meskipun Novanto menjabat kembali setelah diajukan partainya lantaran mengacu putusan Mahkamah Konstitusi. 

Presiden ke-6 RI sekaligus Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY)

SBY Turun Gunung Tentukan Cagub dari Demokrat di Pilkada, Ketum AHY Perannya Ini

Susilo Bambang Yudhoyono akan turun dalam menentukan calon-calon kepala daerah dar Partai Demokrat di pilkada tahun 2024 ini. Lalu untuk Ketua Umum AHY akan berperan apa?

img_title
VIVA.co.id
27 Mei 2024