Politikus Demokrat Sindir PKS Partai Khianat Selalu

Kampanye PKS di Stadion Utama Gelora Bung Karno di Jakarta pada 2014.
Sumber :
  • VIVAnews/Muhamad Solihin

VIVA – Wakil Sekretaris Jenderal Partai Demokrat, Andi Arief menyindir Partai Keadilan Sejahtera melalui akun Twitternya. Musababnya, baru-baru ini PKS memang meninggalkan calon yang juga akan diusung Partai Demokrat di Pilkada Jawa Barat, Deddy Mizwar.

Softbank Batal Investasi di IKN, Fraksi PKS: Jangan Perbesar APBN

"Partai Khianat Selalu," kata Andi dalam akunnya @andiarief pada 27 Desember 2017.

Andi juga mencuit pernyataan yang juga menyindir PKS. "PKS cari alasan mencampakkan Demiz ada kontrak politik dengan Demokrat. Orang bodoh juga tahu ada kontrak politik. Cari alasan kurang cerdas," tulis Andi.

Pada cuitan berikutnya, mantan aktivis ini juga mengatakan, meski bukan partai Islam, Partai Demokrat memastikan mengedepankan akhlak. Ia mencontohkan, Partai Demokrat tak membalas PKS dengan mencabut dukungan koalisi di daerah lainnya.

"Mesti bukan partai Islam, Partai Demokrat kedepankan akhlak, tidak akan lakukan serangan balasan mencabut dukungan Zulkieflimansyah di NTB," kata Andi.

Dicopot dari Wakil Ketua DPRD DKI, Begini Kata Abdurrahman Suhaimi

Politikus Partai Demokrat ini sempat menyebutkan 'pengkhianatan-pengkhianatan' yang dilakukan PKS padanya. Di antaranya, dalam Pilkada DKI Jakarta maupun Jawa Barat.

"Demokrat-Gerindra-PKS sepakat duduk bareng di Pilkada Jakarta, gagal. Sekarang Demokrat-PKS di Jabar, diprediksi sama. Siapa yang khianat?" Kata Andi pada postingan 22 Desember 2017.

Ia pun menceritakan dalam Pilkada DKI Jakarta lalu, Susilo Bambang Yudhoyono yang berada di Korea Selatan 'ditinggal' PKS dengan mendeklarasikan pasangan Sandiaga Uno dan Mardani.

"Pilkada DKI, Demokrat-Gerindra-PKS sepakat koalisi. Saat Ketum berada di Korea Selatan, Demokrat ditinggal deklarasi Sandi-Mardani," kata Andi.

Melihat riwayat PKS yang selalu berkali-kali mempecundangi Partai Demokrat, Andi mengatakan, ada potensi Partai Demokrat menimbang untuk koalisi dengan PKS.

"Bagaimana mungkin bisa bekerja sama secara nasional di Pilpres 2019, kalau dalam Pilkada-Pilkada yang sudah disepakati selalu dikhianati? Partai Demokrat tidak pernah melanggar komitmen koalisi, bahkan saat berkuasa di tengah gempuran tekanan mengeluarkan PKS, Demokrat kukuh," kata Andi.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya