Upaya Pemerintah Tembus Pasar Ekspor India Diapresiasi Industri 

Petani menyadap pohon karet untuk diambil getahnya
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Mohammad Ayudha

VIVA – Langkah pemerintah yang akan menjajaki potensi ekspor komoditi karet Tanah Air ke India, diyakini dapat meningkatkan volume perdagangan komoditas ini. Hal itu juga dapat mendorong naiknya volume ekspor Indonesia keseluruhan.

Manfaatkan KITE, PT Sukses Komerindo Lepas Ekspor Perdana Sarung Tangan ke Australia

Ketua Umum Gabungan Perusahaan Karet Indonesia (Gapkindo) Moenardji Soedargo mengungkapkan langkah Kementerian Perdagangan mencarikan peluang pasar baru dalam memasarkan produk karet domestik ke pasar internasional sangat baik dan perlu didukung secara penuh.

Ia mengatakan, pihaknya siap untuk melakukan sosialisasi lanjutan, bilamana rencana ekspor karet ke India disegerakan pemerintah. Gapkindo juga yakin, pasar India cocok dengan kualitas karet Indonesia yang tergolong baik.

Perkuat Sinergi dan Pertumbuhan Ekonomi, Bea Cukai Jalin Koordinasi dengan Pemerintah Daerah

"Kebanyakan perusahaan dagang karet ini adalah perusahaan Singapura yang perannya sebagai dealer. Itu barangnya ekspor dari Indonesia," tegas Moenardji dalam keterangannya, dikutip Rabu 27 Februari 2019.

Moenardji mengungkapkan, selama ini India sebenarnya sudah menggunakan hasil karet Indonesia, meskipun dibeli melalui perusahaan dealer yang ada di Singapura, sehingga belum menjalin kontak langsung dengan Indonesia. 

Ekonomi RI Kuartal I-2024 Tumbuh, BI Pede Pertumbuhan Sepanjang 2024 di 5,5 Persen

Lebih lanjut, Ia menuturkan, langkah aktif India dalam mencari produsen karet baru terlihat beberapa waktu belakangan, di mana sebelumnya mereka masih memenuhi kebutuhan karet secara swadaya. Namun, cara tersebut tidak dapat dilakukan karena ada gangguan cuaca yang signifikan pada tahun lalu.

Terkait kualitas, Moenardji mengatakan, karet Indonesia masih menjadi pionir termasuk di antara anggota International Tripartite Rubber Council/ITRC) lainnya yakni Thailand dan Malaysia.

Perlu diketahui, harga karet alam tengah berada di level rendah sepanjang 2018 hingga awal 2019. Berbagai upaya telah dilakukan pemerintah mendorong harga karet, salah satunya menyerap karet petani untuk campuran aspal. 

Terbaru, Special Ministerial Committee Meeting of the International Tripartite Rubber Council (ITRC) yang diinisiasi tiga negara produsen karet, yakni Indonesia, Malaysia, dan Thailand, juga telah mengeluarkan tiga kebijakan.

Bahkan, diberitakan VIVA sebelumnya, untuk mendukung harga karet alam meningkat Kementerian Perhubungan akan mendorong bahan baku karet dipakai untuk industri perlengkapan jalan.

Nantinya, karet alam ini diharapkan bisa menggantikan plastik dan besi, yang kerap digunakan sebagai alat-alat fasilitas keselamatan lalu lintas seperti misalnya traffic cone, water barrier, roller barrier, hingga speed humb.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya