Logo DW

Suntikan Rp28 Triliun dari SoftBank untuk Grab

picture-alliance/NurPhoto/A. Di Ciommo
picture-alliance/NurPhoto/A. Di Ciommo
Sumber :
  • dw

“Bayak sekali implementasi dari artificial intelligence, tentunya untuk produktivitas misalnya untuk transport. Food merchants tentunya untuk membantu penjualannya. Tapi tadi banyak juga cabang lain yang kita akan masuk misal untuk health kesehatan, bahkan edukasi,” papar Presiden Grab Indonesia, Ridzki Kramadibrata, kepada awak media di kompleks istana kepresidenan, Jakarta, Senin (29/07).

Ridzki juga menyampaikan, Grab Indonesia akan membantu pengembangan program pariwisata pemerintah seperti Danau Toba, Labuan Bajo, Mandalika, Borobudur, dan kawasan wisata di Manado, Sulawesi Utara. Grab juga sudah menyediakan layanan paket perjalanan yang memuat tiket pesawat serta hotel di dalam aplikasinya.

Lebih lanjut Grab dan SoftBank akan berinvestasi untuk menciptakan jaringan transportasi generasi mendatang di Indonesia dengan memanfaatkan mobil listrik (electric vehicle) guna menghadirkan jaringan transportasi yang ramah lingkungan. Grab Indonesia nantinya akan menjadi salah satu pembeli utama mobil listrik dari Hyundai, namun opsi kerjasama dengan produsen otomotif lainnya tetap terbuka.

“Kami akan pelajari peluangnya, tetapi yang pasti kami tertarik pada kendaraan listrik, baterai, dan sistem pengisian baterai,” kata Masayoshi.

Termasuk lima besar decacorn Asia

Sejak tahun 2017 diketahui Grab telah berinvestasi di Indonesia senilai lebih dari US$ 1 miliar berdasarkan master plan yang disebut: Grab 4 Indonesia. Kemudian awal tahun 2019 ini, Grab mendapat tambahan modal senilai US$ 1,46 miliar dari SoftBank Vision Fund. Saat ini Grab pun telah menyandang status termasuk dalam lima besar decacorn di Asia, yakni usaha rintisan yang memiliki nilai ekonomi di atas 10 miliar dollar AS, bersama Toutiao, Didi, Bitmain, dan Go-Jek.

Namun Grab sendiri sempat mejadi sorotan setelah membeli 2,75 persen saham Uber Technologies di Asia Tenggara. Banyak pihak mengeluhkan kebijakan perusahaan asal Singapura tesebut yang tiba-tiba menaikkan tarif bagi para penggunanya di kawasan Asia Tenggara. Langkah ini pun ditunding sebagai upaya monopoli yang dilakukan Grab.