IHSG Dibuka Menghijau, Investor Pantau Pilpres AS

Monitor elektronik IHSG
Sumber :
  • VIVA/Muhamad Solihin

VIVA – Indeks harga saham gabungan atau IHSG di Bursa Efek Indonesia menghijau di level 5.140 pada pembukaan perdagangan Selasa 3 November 2020. Posisi itu menguat 24 poin atau 0,49 persen, dibanding penutupan perdagangan Senin 2 November 2020 di level 5.115.

Forum Investor di Abu Dhabi, Menteri Sandiaga Beberkan Keuntungan Investrasi Parekraf di Indonesia

Analis Reliance Sekuritas, Lanjar Nafi, memprediksi IHSG memiliki potensi menguat pada perdagangan hari ini.

"Meskipun investor seperti bersikap hati-hati setelah ditutup libur tiga hari di tengah pekan yang cukup padat akan sentimen, yang dapat memberikan dampak arah pergerakan ekuitas global," kata Lanjar dalam keterangan tertulisnya, Selasa 3 November 2020.

Garuda Indonesia Tebar Diskon Tiket hingga Siapkan Extra Flight Libur Panjang Isa Almasih

Dari sisi global, investor akan menanti beberapa peristiwa penting, di antaranya yakni Pemilihan Presiden Amerika Serikat pada hari Selasa waktu setempat. Kemudian, laporan persediaan minyak mentah EIA pada hari Rabu, keputusan kebijakan The Fed pada hari Kamis, serta laporan pasar tenaga kerja AS yang akan dirilis hari Jumat.

Sementara, data indeks PMI Manufakturing yang rilis cukup baik di Tiongkok dan Jepang, akhirnya mampu mendorong penguatan ekuitas di kawasan Asia.

IHSG Dibayangi Konsolidasi Wajar Jelang Rilis Data Cadangan Devisa

"Sehingga diperkirakan IHSG berpotensi menguat pada perdagangan selanjutnya dengan support resistance 5.100-5.188," ujarnya.

Lanjar juga memberikan rekomendasi mengenai saham-saham yang dapat dicermati pada perdagangan hari ini, diantaranya yakni ACST, AALI, DOID, GGRM, HMSP, ICBP, ADRO, BNLI, IMJS, JPFA, TLKM.

Sementara secara teknikal, analis Binaartha Sekuritas, M. Nafan Aji, menjelaskan adapun support maupun resistance berada pada level 5.063,70 hingga 5.182,53.

Berdasarkan indikator, MACD maupun RSI masih menunjukkan sinyal positif. Pergerakan IHSG pun terpantau telah menguji garis MA 20.

"Sehingga peluang terjadinya penguatan, minimal menuju ke level resistance terdekat, masih terbuka lebar," ujarnya. (ren)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya