Ekspor Benur Disetop karena Suap Edhy Prabowo, Begini Nasib Nelayan

Bibit lobster sebelum dilepas ke laut Pangandaran, Jawa Barat
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Sofia

VIVA – Edhy Prabowo terjerat KPK terkait kasus tata kelola ekspor benil lobster atau benur. Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) pun menghentikan sementara kegiatan ekspor benur.

Penghasilan Mbah Guru Matematika Viral di TikTok Lebih Besar dari Gaji Guru Biasa

Pemberhentian itu ditetapkan mengeluarkan Surat Edaran Nomor B.22891 IDJPT/Pl.130/Xl/2020 yang menghentikan sementara penerbitan Surat Penetapan Waktu Pengeluaran (SPWP) terkait ekspor benih lobster. Bagaimana nasib nelayan dan pembudidaya benur?

Baca juga: Kejar Produksi Minyak 1 Juta Barel, Tata Kelola Hulu Migas Disoroti

Geliat Pertumbuhan Kalamo Biak Pasca Diresmikan Presiden Joko Widodo

"Sepi dan tak ada aktivitas sama sekali," ujar salah satu nelayan dan pembudidaya benur di Nusa Tenggara Barat (NTB), Said Zulkifli, saat diwawancarai dalam acara Apa Kabar Indonesia Pagi di tvOne, Jumat 27 November 2020.

Dia mengungkapkan, saat ini para nelayan dan pembudidaya benur penghasilannya anjlok karena kasus suap itu membuta izin ekspor benur sementara dibekukan.  

Menteri KKP Luncurkan Program PIT di Tual, Danrem Binaiya: Siap Dukung Demi Kesejahteraan Nelayan

"Benur ini disetop, penghasilan nelayan jauh berkurang," ungkapnya.  

Menurutnya, sejak Edhy membuka keran ekspor benur tersebut, penghasilan para nelayan dan pembudidaya benur pun meningkat signifikan. Mereka tidak lagi kebingungan membiayai keluarganya karena sebelumnya penghasilan hanya didapat dari hasil tangkapan laut.

"Nelayan yang dulunya rata-rata berpenghasilan Rp18 ribu per hari, sejak ada [ekspor] benur itu sangat luar biasa menjadi sekitar Rp200 ribu per hari," tambah Said.

Selain itu, menurutnya, untuk di daerah Nusa Tenggara Barat, benih lobster yang ada justru banyak juga yang datang dari alam. Hal itu belum pernah terjadi selama ini.

"Dulu lobster jarang ditemukan. Tapi entah dari mana benur-benur itu datang sendiri, malah bertambah setelah kita buka pembudidayaan. Bahkan dulu kami susah dapat indukan," ungkap Said. (ren)

Tim SAR mencari 11 nelayan yang hilang setelah tertimpa rumah kontainer PHE WMO di Perairan Madura. (Foto: Kantor SAR Surabaya)

Perahu Tertimpa Rumah Kontainer, 1 Tewas dan 11 Nelayan Gresik Hilang

Dua perahu yang membawa 14 nelayan (informasi lain menyebut 16 orang) asal Kabupaten Gresik, Jawa Timur, tenggelam setelah rumah kontainer di area Pertamina Hulu Energi

img_title
VIVA.co.id
13 Juni 2024