Gap Dana Infrastruktur Rp1.435 T hingga 2024, PUPR Manfaatkan SWF

Sejumlah pekerja saat menyelesaikan proyek infrastruktur. (Ilustrasi)
Sumber :
  • ANTARA/Septianda Perdana

VIVA – Jurang pembeda (gap) antara dana yang dimiliki pemerintah dengan kebutuhan investasi membangun infrastruktur hingga 2024 mencapai Rp1.435 triliun. Sovereign Wealth Fund pun akan dimanfaatkan memenuhi kebutuhan itu.

Forum Investor di Abu Dhabi, Menteri Sandiaga Beberkan Keuntungan Investrasi Parekraf di Indonesia

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) mengungkapkan kebutuhan investasi pada 2020-2024 mencapai Rp2.058 triliun. Sedangkan, anggaran yang dimiliki pemerintah untuk itu hanya Rp623 triliun.

Direktur Jenderal Pembiayaan Infrastruktur Kementerian PUPR, Eko Djoeli Heripoerwanto, mengatakan oleh sebab itu gap untuk bisa memenuhi pendanaan pembangunan infrastruktur tersebut mencapai Rp1.435 triliun.

Ombudsman: Bunga Investasi yang Sangat Tinggi Itu 99,9 Persen Penipuan

"Kalau kita lihat pemerintah sampai 2024 ini menghadapi funding gap sebesar 70 persen. Jadi state budget sampai 2024 hanya bisa menjalankan 30 persennya," kata dia secara virtual, Senin 21 Desember 2020.

Oleh sebab itu, Eko melanjutkan, salah satu skema pembiayaan yang akan ditempuh untuk memenuhi kebutuhan tersebut adalah menggunakan SWF atau yang dikenal Lembaga Pembiayaan Investasi (LPI).

3 Tips Ini Bisa Buat Kamu Terhindar dari Penipuan Investasi

"SWF dapat diperuntukkan bagi pembangunan infrastruktur PUPR, sejalan dengan program yang ada serta dapat dikombinasikan dengan sumber dana lain, ini fleksibilitasnya ada di sana," ucap dia.

Sebelum terbentuknya SWF oleh Undang-Undang Cipta Kerja, Eko mengatakan bahwa Kementerian PUPR pada dasarnya telah membangun semacam kerja sama dengan pemerintahan Hungaria terkait pembiayaan infrastruktur.

"Sebetulnya SWF ini sudah ada cikal bakalnya karena bapak menteri (PUPR) dengan pihak Hungaria sudah mulai finalisasi Indonesia-Hungarian Investment Fund. Ini menjadi cikal bakal SWF Indonesia," ungkap dia.

Secara konsepnya, lanjut Eko, SWF nantinya akan juga dimanfaatkan dalam membiayai proyek jalan tol, seperti Trans Sumatera (JTTS), Jalan Tol Trans Jawa maupun Jalan Tol Jakarta Metropolitan.

Selain itu, juga akan dimanfaatkan untuk proyek pemukiman, sumber daya air, perumahan hingga proyek-proyek terseleksi atas persetujuan investment committee seperti Indonesia-Hungarian Investment Fund.

"SWF ini gunanya akan menjadi bridging financing terutama pada tahap awal di mana ekonomi belum tumbuh sehingga menarik minat swasta untuk berpartisipasi," tutur Eko. (ren)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya