Obrolan Jokowi-Putra Mahkota MBZ di Balik Investasi Rp144 Triliun

Presiden Jokowi sambut kedatangan Putra Mahkota Abu Dhabi di Bandara Soekarno-Hatta beberapa waktu lalu.
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Wahyu Putro A

VIVA – Uni Emirat Arab (UEA) resmi mengumumkan akan menggelontorkan dana investasi ke Indonesia sebesar US$10 miliar atau setara dengan Rp144 triliun dengan asumsi kurs BI saat ini Rp14.421 per dolar AS. Dana itu akan ditempatkan pada dana kelolaan Sovereign Wealth Fund (SWF) Indonesia yaitu Indonesia Investment Authority (INA).

Habiskan Anggaran Hampir Rp1 Triliun, Apa Saja Fasilitas yang Dimiliki IDTH Kemenkominfo

Penempatan dana investasi ini disebut merupakan arahan langsung dari Putra Mahkota Abu Dhabi yang juga menjabat sebagai Wakil Panglima Tertinggi Angkatan Bersenjata UEA, Mohamed Bin Zayed Al Nahyan (MBZ).

Lantas, apa isi obrolan Presiden Jokowi dengan Putra Mahkota UEA itu?

Bey Machmudin Dampingi Presiden Jokowi Resmikan Indonesia Digital Test House

Presiden Jokowi dan Putra Mahkota MBZ memang dikenal dekat sejak lama. Investasi itu pun ternyata merupakan hasil komunikasi Presiden Jokowi langsung dengan Putra Mahkota Abu Dhabi tersebut lewat sambungan telepon.

"Pada senja menjelang Maghrib pukul 17.30 WIB hari Jumat tanggal 19 Maret 2021, Presiden Republik Indonesia Joko Widodo melakukan pembicaraan dengan MBZ. Keduanya terlibat dalam pembicaraan akrab dan hangat serta berdiskusi mengenai perkembangan hubungan dan kerja sama antar kedua negara," begitu kronologi yang diungkapkan dalam keterangan resmi KBRI Abu Dhabi dikutip VIVA, Selasa, 23 Maret 2021.

Ekonomi RI Kuartal I-2024 Tumbuh 5,11 Persen, Jokowi: Investasi Terus Masuk

Salah satu materi yang menjadi fokus pembicaraan adalah Indonesia Investment Authority (INA) yang telah terbentuk dan beroperasi di Indonesia. Investasi UEA pada INA ini disebut akan semakin memperkokoh hubungan bilateral antar kedua negara di berbagai bidang, termasuk merefleksikan kedekatan hubungan personal antar pimpinan negara. 

"Terbentuknya INA juga tidak lepas dari bantuan pemikiran dan dukungan Pemerintah UEA yang cukup aktif dalam pembentukan INA," tulis KBRI Abu Dhabi.

Masih dalam keterangan yang sama, UEA sejauh ini menjadi investor utama yang terbesar pada INA. Sebelumnya beberapa negara juga sudah mengumumkan komitmen investasi mereka kepada INA. Antara lain Jepang, Amerika Serikat dan Kanana.

"Bergabungnya UEA semakin menunjukkan tingginya kepercayaan dunia internasional untuk berinvestasi pada INA dan akan semakin menarik investor dunia lainnya untuk bergabung dan berinvestasi."

Duta Besar Republik Indonesia untuk UEA, Husin Bagis berharap INA dengan dana kelolaannya dapat meningkatkan kemampuan permodalan bagi pembiayaan berbagai proyek pembangunan tanpa meningkatkan utang. "Menerapkan international best practice serta meningkatkan kinerja dan manfaat aset yang dapat dinikmati oleh masyarakat," ujar Husin. 

Husin juga menyatakan bahwa pihanya akan terus aktif bekerja keras dalam meningkatkan hubungan bilateral antara kedua negara. "Khususnya dalam memfasilitas upaya investasi dan kerja strategis di berbagai bidang dan antar berbagai pihak dengan prinsip yang saling menguntungkan, untuk mendukung upaya pembangunan nasional Indonesia," katanya. 

Sebagai informasi, INA dibentuk dan beroperasi berdasarkan mandat dari UU Nomor 11 tahun 2020 tentang UU Cipta Kerja. Lembaga ini merupakan suatu lembaga pengelola investasi yang dibentuk khusus bertujuan untuk meningkatkan optimalisasi aset. 

Selain itu juga untuk menarik investasi dan kerja sama dari berbagai pengelola investasi lainnya di dunia serta untuk meningkatkan iklim investasi ang lebih baik di Indonesia.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya