Investor Hindari Aset Berisiko, Rupiah Terus Melemah

Karyawati menunjukkan mata uang rupiah dan dolar AS di salah satu gerai penukaran mata uang asing di Jakarta.
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Reno Esnir

VIVA – Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) terus melemah hingga pada perdagangan Jumat, 1 Oktober 2021. Rupiah bergerak di kisaran atas Rp14.320 per dolar AS pagi ini.

Di pasar spot, hingga pukul 09.40 WIB, rupiah telah ditransaksikan di level Rp14.325 per dolar AS. Melemah 0,09 persen dari penutupan perdagangan sebelumnya Rp14.312 per dolar AS.

Kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia terakhir berada di level Rp14.321 per dolar AS, juga melemah dari nilai tengah hari sebelumnya di level Rp14.307 per dolar AS.

Analis Pasar Uang, Ariston Tjendra menjelaskan, nilai tukar rupiah masih berpotensi melemah hari ini karena sentimen tapering dan berkurangnya minat pasar terhadap aset berisiko.

Baca juga: BPS Catat September 2021 Deflasi 0,04%, Harga Komoditas Pangan Turun

"Tapering yang merupakan langkah awal the Fed untuk mengetatkan kebijakan moneternya, masih mendorong penguatan dolar AS terhadap nilai tukar lainnya," kata dia kepada VIVA, Jumat, 1 Oktober 2021.

Dia membuktikan, kondisi ini tergambar dari Indeks saham Eropa dan AS yang ditutup melemah pada perdagangan kemarin dan diikuti dengan bergerak melemahnya indeks di Asia pada pagi ini.

Indeks Dow Jones tercatat melemah 1,59 persen menjadi 33.843,92. Sementara itu S&P 500 juga melemah sebesar 1,19 persen menjadi 4.307,54. Begitu pun Nasdaq yang melemah 0,44 persen menjadi 14.448,58.

Tidak Pakai Dolar, Rusia Beli Senjata dari India Gunakan Rupee

Hal sama terjadi di Eropa, indeks acuan bergerak melemah dengan Euro Stoxx600 terdepresiasi sebesar 0,05 persen menjadi 454,81. Begitu pun FTSE yang melemah sebesar 0,31 persen menjadi 7.086,42.

Indeks acuan Asia tercatat dibuka bergerak melemah pada perdagangan pagi hari ini. Indeks Nikkei dibuka melemah sebesar 0,74 persen. Begitu pun KOSPI yang melemah 1,12 persen.

Seorang Perwira dan 4 Tentara Irak Tewas Diserang ISIS

"Kekhawatiran pasar soal terhambatnya suplai energi ke perekonomian seperti yang terjadi di Inggris, Eropa dan China mungkin menjadi salah satu pemicu penurunan minat pasar tersebut," ujarnya.

Dengan berbagai perkembangan tersebut, Ariston menyatakan, sepanjang hari ini rupiah berpotensi melemah ke kisaran Rp14.350 per dolar AS. Adapun potensi support hanya di kisaran Rp14.300 per dolar AS.

Menteri ESDM: Investor Hulu Migas Bisa Nego Langsung ke Pemerintah soal Insentif Pajak
Ilustrasi pantau investasi

Kenaikan BI Rate Bisa Jadi Peluang Bagi Investor, Ini Alasannya

Kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia sebesar 25 basis poin menjadi 6,25 persen, dinilai sejumlah pihak justru bisa menjadi peluang yang menguntungkan bagi investor.

img_title
VIVA.co.id
17 Mei 2024