BI Pastikan Kesiapan Infrastruktur 44 Bank Jadi Peserta BI-Fast

Gubernur BI Perry Warjiyo
Sumber :
  • Zoom meeting

VIVA – Bank Indonesia telah mengumumkan 44 bank yang akan masuk sebagai peserta Bank Indonesia-Fast Payment (BI-Fast). Dalam batch I, diketahui ada 22 bank yang akan bergabung ke sistem ini pada pekan kedua Desember.

Indonesia dan UEA Sepakat Tinggalkan Dolar AS Dalam Transaksi Bilateral

Sementara itu, pada batch kedua yaitu pekan keempat Januari 2022, akan ada lagi 22 bank lagi yang akan bergabung. Diketahui lewat sistem teranyar dari Bank Indonesia ini, biaya transfer akan turun dan kecepatan transfer meningkat. Sejalan dengan sistem pembayaran cepat, murah, mudah, aman dan andal (cemumuah). 

Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo mengungkapkan, pihaknya kini tengah intens menjalin komunikasi dengan pihak perbankan. Kesiapan infrastruktur perbankan jadi salah satu aspek yang perlu disiapkan.

Gubernur BI Sebut Rupiah Menguat Menuju Rp 15.800 per Dolar AS, Ini Faktor Pendukungnya

"Kami bekerja keras dengan masing-masing bank. berkomunikasi menyelesaikan permasalahan. Sejauh ini oke. Tunggu saja minggu kedua desember," kata Perry dalam konferensi pers, Kamis 18 November 2021.

Ilustrasi digital payment.

Photo :
  • www.pixabay.com/3112014
Moody's Pertahankan Sovereign Credit Rating RI Baa2, Gubernur BI: Bentuk Kepercayaan Internasional

Ia mengatakan, kriteria peserta perbankan yang bisa masuk sebagai peserta BI Fast adalah 4C, yakni contribution, capability, collaboration dan champion in readiness

"4C, yang pertama itu berkaitan size perbankan, kedua tentu saja volume transaksi pembayaran dan ketiga itu berpengaruh ke sistem pembayaran bank Indonesia. Yang 3C ini tentu saja tidak berubah. Nah yang keempat kesiapan platform teknologi masing-masing bank," paparnya. 

Untuk diketahui salah satu syarat bank peserta BI Fast harus memiliki modal inti lebih dari Rp6 triliun. Sedangkan untuk lembaga selain bank, jumlah modal disetornya paling sedikit Rp100 miliar.

"Dari hari ke hari tim kami dengan tim bank, memastikan agar siap secara teknologi dalam proses yang sering disebut industrial test," ungkapnya.

Sejauh ini, lanjut Perry, seluruh perbankan peserta merespons positif. Tujuan sistem keuangan ini tak lain adalah memberikan pelayanan yang lebih baik, menggunakan teknologi 4.0, real time, transaksi yang lebih banyak.

"Layanan sistem yang cepat, murah, aman dan andal," katanya. 

Perbankan Antusias Jadi Peserta

Deputi Gubernur BI Sugeng menambahkan, pihak perbankan tampak antusias untuk masuk menjadi peserta BI Fast. 

"Bank-bank saat ini sangat antusias sekali untuk bisa masuk atau kontribusi di BI Fast. Jadi bank saat ini close contact dengan bi dan terus memberikan penjelasan," katanya.

Ia melanjutkan, semua pihak menyambut baik implementasi BI Fast yang diharapkan bermanfaat bagi masyarakat.

Daftar 44 Peserta BI Fast

22 daftar calon peserta BI-Fast tahap pertama antara lain Bank Tabungan Negara, Bank DBS Indonesia, Bank Permata, Bank Mandiri, Bank Danamon Indonesia, Bank CIMB Niaga, Bank Central Asia, bank HSBC Indonesia, Bank UOB Indonesia.

Lalu ada Bank Mega, Bank Negara Indonesia, Bank Syariah Indonesia, Bank Rakyat Indonesia, bank OCBC NISP, Bank Tabungan Negara Unit Usaha Syariah (UUS), Bank Permata UUS, Bank CIMB negara Niaga UUS, Bank Danamon Indonesia UUS, Bank BCA Syariah, Bank Sinarmas, bank Citibank NA, Bank Woori Saudara Indonesia.

Kemudian, 22 calon peserta BI-Fast tahap kedua pada Januari 2022 antara lain, Bank Sahabat Sampoerna, Bank KEB Hana Indonesia, Bank Harda International, Bank Maspion, Bank Rakyat Indonesia Agroniaga, Bank Ina Perdana, Bank Mandiri Taspen, Bank Nationalnobu.

Ada juga Bank Jatim UUS, Bank Mestika Dharma, Bank Jatim, Bank Digital BCA, Bank Sinarmas UUS, Bank Multiarta Sentosa, Bank Ganesha, Bank OCBC NISP UUS Bank Jateng UUS, Standard Chartered Bank, Bank Jateng, BPD Bali, Bank Papua, dan Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI).

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya