Imbal Hasil Obligasi AS Naik, Rupiah Berpeluang Tertekan Hari Ini

Rupiah melemah terhadap dolar AS.
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso/YU/aa

VIVA – Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS di pasar spot melemah pada perdagangan Senin pagi, 7 Februari 2022. Rupiah melemah sebesar 0,02 persen ke posisi Rp14.383 per dolar dibandingkan penutupan sebelumnya Rp14.377 per dolar AS.

Rupiah Anjlok Lagi ke Level Rp 16.038 per Dolar AS

Berdasarkan kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) terakhir atau Jumat sore, mematok rupiah di angka Rp14.376 per dolar AS.

Analis Pasar Uang, Ariston Tjendra memperkirakan, nilai tukar rupiah hari ini masih berpeluang tertekan terhadap dolar AS. Hal tersebut dikarenakan tingkat imbal hasil obligasi pemerintah AS yang meningkat.

Rupiah Pagi Ini Loyo ke Rp 15.971 per Dolar AS

Baca juga: Erick Thohir Ingin 10.000 Unit Pertashop Pertamina Ada di Pelosok RI

“Tekanan terhadap rupiah bisa dari tingkat imbal hasil obligasi pemerintah AS yang menaik. Yield tenor 10 tahun sudah menyentuh lagi kisaran 1,9 persen, level yang belum pernah disentuh sejak Januari 2020,” ujar Ariston kepada VIVA pada, Senin 7 Februari 2022.

Rupiah Melemah Tipis usai Rilis Data Klaim Tunjangan Pengangguran AS

Ia melanjutkan, kenaikan yield dapat mengindikasikan ekspektasi pasar terhadap kenaikan suku bunga acuan AS yang meningkat. Dan ekspektasi dapat mendorong penguatan dolar AS.

“Naiknya ekspektasi ini berkaitan dengan membaiknya situasi ketenagakerjaan di AS yang dilaporkan akhir pekan lalu. Selain itu, ancaman dari kenaikan harga minyak mentah global yang mendekati US$100 per barel juga menekan rupiah,” imbuhnya.

Ilustrasi Kurs rupiah melemah terhadap dolar AS

Photo :
  • U-Report

Sementara itu, Ariston memperkirakan, Indonesia akan terkena dampak negatif dari kenaikan inflasi yang disebabkan kenaikan harga energi. Adapun dengan naiknya inflasi yang di luar target pemerintah, dapat mengganggu pemulihan ekonomi karena menurunkan daya beli masyarakat.

“Kenaikan harga minyak mentah juga berdampak ke penurunan surplus neraca perdagangan. Karena Indonesia adalah net importir minyak mentah. Bila neraca perdagangan sampai defisit lagi, rupiah bisa melemah. Situasi penularan yang terus meningkat di Tanah Air juga meningkatkan kekhawatiran pasar yang bisa menekan rupiah,” tutupnya.

Adapun potensi pelemahan nilai tukar rupiah berada pada arah kisaran Rp14.400-Rp14.420, dengan potensi support di kisaran Rp14.350.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya