Gandeng China, Vale Bangun Smelter Nikel Senilai Rp 31 Triliun

Penandatangan perjanjian investasi antara Vale Indonesia dengan perusahaan asal China terkait pembangunan smelter di Blok Bahodopi.
Sumber :
  • VIVA/Mohammad Yudha Prasetya

VIVA Bisnis – PT Vale Indonesia Tbk (INCO) akan memulai pembangunan smelter nikel di blok Bahodopi di Sulawesi Tengah senilai Rp 31 triliun. Chief Executive Officer (CEO) Vale Indonesia, Febriani Eddy menjelaskan, langkah ini dilakukan setelah Shandong Xinhai Technology Co. Ltd dan China Baowu Steel Group yang menjadi partner mereka, menyetujui investasi proyek strategis nasional (PSN) tersebut.

BYD Tak Akan Terjun ke Dunia Sepeda Motor

Persetujuan antara ketiga belah pihak itu diresmikan melalui penandatanganan perjanjian investasi proyek Blok Bahodopi, yang digelar di Hotel Borobudur, Jakarta, hari ini.

"Proyek yang termasuk Proyek Strategis Nasional ini, berarti bahwa proyek ini mempunyai nilai-nilai strategisnya sendiri. Apakah itu terkait peningkatan, pertumbuhan, dan pemerataan pembangunan, dalam rangka meningkatkan kesehatan masyarakat dan pembangunan daerah," kata Febriani saat ditemui di Jakarta Pusat, Selasa 6 September 2022.

President Jokowi Ensures to Extend Export Permits for Freeport

PT Vale Indonesia

Photo :
  • Istimewa

Dengan penandatanganan perjanjian investasi proyek Blok Bahodopi oleh ketiga pihak ini, Febriani berharap bahwa hal tersebut akan turut mempercepat proses konstruksi.

Honda Vario 125 Versi Gambot Resmi Meluncur, Segini Harganya

"Sehingga diharapkan proyeknya juga dapat rampung pada tahun 2025 mendatang," kata Febriani.

Dia memastikan, pabrik smelter tersebut nantinya akan menggunakan energi rendah karbon, sebagai pabrik pertama yang digerakkan oleh energi gas alam cair (LNG). Kapasitas pabrik itu sendiri diperkirakan akan mampu memproduksi antara 73-80 ribu metrik ton nikel per tahun. 

"Estimasi biaya belanja modal (capital expenditure/capex) sebesar US$2,1 miliar atau sekitar Rp 31,27 triliun untuk pembangunan pabrik dan di dalamnya sekitar US$300 juta untuk tambahan untuk pembangunan fasilitas LNG," ujarnya.

Sumber Dana

Pada kesempatan yang sama, Direktur PT Vale Indonesia, Bernandus Irmanto menambahkan, sumber pembiayaan mayoritas atau sekitar 70 persen berasal dari pinjaman. Sementara sisanya yakni 30 berasal dari masing-masing mitra, termasuk dari pihak Vale Indonesia.

"Jadi secara kepemilikan saham, Vale akan mendapat 49 persen, sementara partner kami akan mendapat 51 persen. Dan sebetulnya yang masuk menjadi partner tersebut bukan perusahaan itu, karena nanti ada perusahaan juga yang akan join venture antara mereka dan akan masuk di proyek Bahadopi," ujarnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya