Kadin Komitmen Eksplorasi Industri Hijau, Masa Depannya Menjanjikan

VIVA Bisnis – Pemerintah saat ini tengah menggalakkan pembangunan industri hijau, sebagai upaya efisiensi dan efektivitas penggunaan sumber daya secara berkelanjutan. Hal ini agar pembangunan industri selaras dengan kelestarian dan fungsi lingkungan hidup, serta dapat memberikan manfaat bagi masyarakat.

Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia, Arsjad Rasjid mengatakan, implementasi industri hijau itu salah satunya seperti yang dilakukan oleh PT Greenhope di Desa Bitung Jaya, Cikupa, Tangerang, yang berinovasi dengan teknologi plastik hijau.

Arsjad menilai, dengan cara itu, Greenhope telah membuktikan komitmen untuk mengedepankan solusi pengurangan sampah plastik, yang saat ini sudah menjadi isu global.

"Greenhope menciptakan teknologi yang tepat dan dapat beradaptasi untuk mengatasi masalah sampah plastik di berbagai negara dan kondisi. Pencapaian ini merupakan langkah besar, yang diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan keberlanjutan planet bumi," kata Arsjad dalam keterangannya, Rabu 19 Oktober 2022.

Dengan adanya krisis iklim yang mendesak umat manusia untuk berevolusi dengan lingkungan, saat ini industri hijau yang berkelanjutan telah menjadi tren global. Karena, hal itu tidak hanya menjadi peluang bisnis semata, tapi juga membantu membangun peradaban baru dunia.

Dalam tiga tahun terakhir, nilai investasi globalnya bahkan telah meningkat lebih dari 67 persen sejak tahun 2018. Di Asia sendiri, aktivitas investasi telah meningkat dua kali lipat, selama satu dekade terakhir. Bahkan, market size industri di Asia diperkirakan mencapai US$5 triliun pada tahun 2023 mendatang.

"Artinya, investor dan stakeholder industri melihat peluang industri hijau di masa depan sangat menjanjikan. Tentunya jika didukung dengan kemajuan teknologi, pembiayaan, dan kebijakan regulasi, maka industri hijau akan semakin menarik dan kompetitif. Maka Kadin sebagai rumah bagi pelaku usaha industri, berkomitmen untuk mengeksplorasi industri hijau di Indonesia dengan berbagai tantangannya," ujarnya.

Bumi Resources Raih Laba Bersih US$67,63 Juta di Kuartal I-2024

Hal senada juga diutarakan oleh Komisaris Utama PT Pertamina, Basuki Tjahaja Poernama atau Ahok. Menurutnya, berbagai ancaman bagi dunia yang tak bisa dihindari, telah memicu manusia untuk melakukan transisi. Meski begitu, transisi yang dibutuhkan masih belum mengarah ke sesuatu yang jelas dan pasti.

"Sama halnya kita di industri minyak dan gas bumi. Namanya transisi, kita enggak jelas sebetulnya. Kalau kita panggil konsultan terhebat pun, ke depan maunya gimana. Dia bilang 'uncertainly' karena memang enggak jelas," kata Ahok.

Terkuak, Warna Ini Bisa Memprediksi Keberadaan Alien

Dia juga menyinggung konsep Net Zero Emission (NZE), dimana emisi karbon sepenuhnya diserap oleh bumi melalui berbagai kegiatan manusia dan bantuan teknologi sehingga tidak menimbulkan pemanasan global. Upaya ini sedang banyak digaungkan di berbagai negara, sebagai puncak harapan masa depan. Menurutnya, konsep tersebut menjadi keunggulan kooperatif bagi perekonomian Indonesia, yang kabarnya memiliki fasilitas penyimpanan karbon seperti Malaysia.

"Data terakhir saya dengar itu fasilitas penyimpanan, nama kerennya tuh kira-kira 'carbon capture utility storage'. Itu ada di Indonesia 32 persennya ada di Malaysia, dan itu ada di Selat Sunda yang paling besar selain di Kalimantan Timur," ujarnya.

Kinclong Sepanjang Hari, Nilai Transaksi Perdagangan Saham BUMI Capai Rp 412 miliar
Buku tabungan 'menabung dengan sampah' di Sangatta

Kurangi Sampah Domestik, Begini Strategi KPC Dukung Sistem Pengolahan Kompos di Sangatta

PT Kaltim Prima Coal (KPC), anak usaha dari PT Bumi Resources Tbk (BUMI) punya cara tersendiri dalam upaya mengurangi sampah domestik di Kabupaten Kutai Timur.

img_title
VIVA.co.id
12 Mei 2024