Co-operation Forum ke-14, RI Beberkan 2 Isu Utama Sektor Maritim Global

Pertemuan Co-operation Forum (CF) ke-14 di Singapura.
Sumber :
  • Dokumentasi Kemenhub.

Jakarta – Pemerintah Indonesia melalui Direktorat Jenderal Perhubungan Laut, Kementerian Perhubungan menegaskan pentingnya Maritime Autonomous Surface Ships (MASS) dengan mengangkat isu Challenge and Opportunities menghadapi Maritime Autonomous Era. Hal tersebut dipaparkan dalam pertemuan Co-operation Forum (CF) ke-14 di Singapura.

Jet Tempur F-16 Singapura Jatuh

Sebagai informasi, Co-operation Forum (CF) ke-14 digelar di Paradox Singapore Merchant Court at Clarke Quay, Singapura, 31 Juli-1 Agustus 2023. Dalam kesempatan itu, Indonesia juga mencermati secara khusus isu dekarbonisasi, Ballast Water Management, dan Oil Spill Management.

“Seperti yang telah kami catat, pengembangan MASS dan dekarbonisasi perkapalan telah menjadi isu yang muncul di sektor maritim global yang perlu kita fokuskan," kata Direktur Perkapalan dan Kepelautan Kementerian Perhubungan, Hartanto dalam keterangan di Jakarta, Selasa, 1 Agustus 2023.

Chandra Asri Group dan Glencore Akuisisi Aset Shell Energy and Chemicals Park Singapore

Kementerian Perhubungan Republik Indonesia / Kemenhub RI

Photo :
  • vivanews/Andry Daud
Dia yang sebagai pimpinan delegasi Indonesia mengatakan, kondisi Indonesia sebagai salah satu penghasil tenaga pelaut terbesar di dunia memiliki tantangan tersendiri apabila dunia perkapalan bergeser menjadi Maritime Autonomous. Di mana teknologi ini akan mengurangi jumlah awak di atas
Rudal Houthi Berterbangan di Laut Merah, Kapal Induk AS Pasang Badan
kapal karena kendali kapal sebagian besar akan dilakukan secara remote dari luar kapal atau di darat.

Selain itu, Organisasi Maritim Internasional (IMO) juga telah menargetkan aturan terkait MASS dapat diberlakukan mulai 1 Januari 2028. Dia menegaskan kembali komitmen Indonesia untuk bekerja sama dengan negara pantai, negara pengguna, serta pemangku kepentingan terkait lainnya yang berada di bawah kerangka cooperative mechanism dalam meningkatkan kolaborasi untuk mencapai tujuan bersama.

“Saya percaya kita dapat menyelesaikan semua isu yang menjadi kepentingan bersama di Selat Malaka dan Selat Singapura, termasuk isu-isu terbaru, dengan memperkuat koordinasi dan kerja sama, tidak hanya melalui forum ini, namun juga dengan mengimplementasikan proyek-proyek yang telah kita mulai,” ujar Hartanto.

Sementara itu, Direktur Kenavigasian, Kementerian Perhubungan, Capt Budi Mantoro menyatakan, pertemuan CF ke-14 ini membahas beberapa hal, antara lain Initiatives to Enhance Safety of Navigation in SOMS, Technology to Enhance Navigational Safety, Maritime Autonomous Surface Ships, Maritime Decarbonisation, Ballast Water Management, Oil Spill Management.

CF adalah pertemuan tahunan di bawah kerangka cooperative mechanism yang dilakukan secara bergiliran oleh tiga negara Pantai secara urutan alfabetikal. CF memegang peran penting karena merupakan forum pertemuan pejabat setingkat eselon I/ high level (administrasi maritim) dari 3 negara pantai (Indonesia, Malaysia dan Singapura) dan negara pengguna selat, asosiasi dan organisasi internasional.

"Tujuannya untuk meningkatkan dialog dan diskusi mengenai isu-isu yang berkembang di bidang keselamatan pelayaran dan perlindungan lingkungan maritim di Selat Malaka dan Singapura," kata Budi. (Ant)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya