Suku Bunga The Fed Diperkirakan Naik di Akhir 2023, BI: Tekanan untuk Negara Berkembang

ilustrasi suku bunga
Sumber :
  • Adri Prastowo

Labuan Bajo – Bank Indonesia (BI) memperkirakan, Bank Sentral Amerika Serikat (AS) atau The Federal Reserve (the Fed) akan menaikkan suku bunganya pada kuartal IV-2023. 

Melemah ke Level Rp 16.058 Per Dolar AS, Ada Harapan Rupiah Menguat Hari Ini

Direktur Departemen Kebijakan Ekonomi dan Moneter BI, Erwindo Kolopaking mengatakan, keputusan the Fed ke depan masih akan memberikan tekanan terhadap pasar keuangan negara berkembang, termasuk Indonesia.

“The Fed masih diperkirakan akan menaikkan suku bunga dari yang mulanya di kuartal III, tapi sepertinya diundur ke kuartal IV,” kata Erwindo di Hotel Ayana, Labuan Bajo, dikutip Senin, 11 September 2023. 

Rupiah Menguat Pagi Ini Terdorong Optimisme Ekonomi RI Bakal Tumbuh di Atas 5 Persen

Logo Bank Indonesia.

Photo :
  • VivaNews/ Nur Farida

Sementara itu, Kepala Ekonom Citi Indonesia Helmi Arman memproyeksikan, the Fed akan menaikkan suku bunga acuannya satu kali lagi pada tahun ini sebesar 25 basis poin (bps). Kenaikan suku bunga itu diperkirakan akan terjadi pada November 2023.

Gubernur BI Sebut Rupiah Menguat Menuju Rp 15.800 per Dolar AS, Ini Faktor Pendukungnya

"Perkiraan kami The Fed masih akan naik satu kali lagi, sehingga suku bunganya menjadi 5,75 persen tapi di bulan November. Jadi ada agak berbeda dengan konsensus yang di bulan September," kata Helmi dalam acara Pemaparan Ekonomi dan Kinerja Keuangan di Fairmont, Jakarta, Kamis 10 Agustus 2023.

Dia menuturkan, ekonomi AS berpotensi untuk mengalami skenario soft landing yaitu inflasi di AS turun secara gradual namun tidak menimbulkan resesi. Tetapi dampak dari skenario tersebut suku bunga AS tidak akan cepat diturunkan.

"Hal ini akan berimplikasi bagi kita di Indonesia yakni suku bunga tidak lagi memiliki selisih yang besar terhadap suku bunga dolar," ujarnya.

Helmi menjelaskan, jika AS mengalami soft landing hal itu akan berdampak pada turunnya aliran modal asing masuk ke pasar keuangan domestik, dan negara berkembang lainnya. Sehingga dengan itu, BI masih akan melakukan intervensi guna menstabilkan nilai tukar rupiah.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya