DSA AEKI Sukses Antarkan Petani Kopi Ekspor Arabika Bogor ke Turki

Kelompok Tani Paseban Mandiri dan Cikoneng Lestari, Cisarua Bogor, Jawa Barat
Sumber :
  • Muhammad AR/Bogor

Bogor - Ekonomi di Puncak Bogor tak hanya berkutat pada sektor wisata, melainkan juga perkebunan, salah satunya perkebunan Kopi. Meski Bogor dikenal sebagai salah satu penghasil Kopi Robusta terbaik di Indonesia, namun tenarnya Robusta Bogor tak menyurutkan semangat para petani berusaha menghasilkan kopi arabika terbaik.

Cara Menumbuhkan Rasa Cinta Masyarakat Indonesia pada Kopi

Seperti perjuangan kelompok tani Cikoneng Lestari, Kecamatan Cisarua dan Kelompok Tani Paseban Mandiri yang akan mengekspor kopi Arabika Bogor ke negara Turki. Keberhasilan ekspor ini tak lepas dari peran program pembinaan dari Environmental and Social Responsibility (ESR) PT. Astra Internasional, yang difasilitatori Badan Pengurus Daerah (BPD) Asosiasi Eksportir dan Industri Kopi Indonesia (AEKI) DKI Jakarta, yang dinamai Desa Sejahtera Astra (DSA) AEKI. Kesuksesan itu juga berhasil menggerakkan roda ekonomi desa untuk menyejahterakan hidup para petani kopi.

Kelompok Tani Paseban Mandiri dan Cikoneng Lestari, Cisarua Bogor, Jawa Barat

Photo :
  • Muhammad AR/Bogor
Manfaatkan KITE, PT Sukses Komerindo Lepas Ekspor Perdana Sarung Tangan ke Australia


"AEKI ikut pada program binaan (ESR) Astra, ikut berpartisipasi dengan programnya pemberdayaan ekonomi desa, yang berfokus pada produk unggulan desa, Sebagai fasilitator DSA AEKI bersama Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura Dan Perkebunan (Distanhorbun) Kabupaten Bogor," kata Pengurus AEKI bidang Organization and Development, Bismo Abiyoso, diwawancarai VIVA, Sabtu 29 September 2023.

Dalam mengembangkan kopi Arabika di kampung Cikoneng Desa Tugu Utara Cisarua Bogor, lanjut Bismo menuturkan, selain memberikan pupuk dan peralatan menanam kopi, AEKI bersama Dishorbun memberikan edukasi kepada kelompok tani dengan melakukan pendampingan, dan pelatihan di lapangan.  Di sini para petani diedukasi bagaimana menghasilkan kopi jenis arabika terbaik. Dari mulai penanamannya, perawatannya, hingga proses panen yang baik. Dari proses panjang itu lah kopi dengan kualitas terbaik meningkatkan pendapatan petani.

"Pembinaan yang akan dilakukan terhadap para petani kopi dimulai dari proses pemetikan, pasca panen hingga pemasaran, karena dengan teknik budidaya kopi yang baik, bukan soal kenikmatan rasa yang juga berpengaruh  melainkan terhadap nilai harganya," jelasnya.

Alasan jenis kopi Arabika sendiri dipilih dibanding Robusta karena belum banyaknya petani Bogor yang menjadikan arabika sebagai komoditas utama. Tak semudah seperti jenis kopi robusta, arabika harus melalui perawatan yang khusus, sehingga belum banyak petani yang mampu membudidayakannya. Padahal dari segi ekonomi Arabika mempunyai nilai yang lebih tinggi dan memiliki cita rasa yang khas.

DSA AEKI Sukses Antarkan Petani Kopi Ekspor Arabika Bogor ke Turki

Photo :
  • Muhammad AR/Bogor
Perkuat Sinergi dan Pertumbuhan Ekonomi, Bea Cukai Jalin Koordinasi dengan Pemerintah Daerah


"DSA AEKI masuk ke usaha hulu kopi dan sekaligus ingin mengembangkan produksi kopi Arabika Bogor Jawa Barat bersama kelompok tani di kebun kampung desa tersebut sudah banyak menghasilkan kopi robusta. Kopi Arabika Bogor mempunyai cita rasa tinggi, harum tidak kalah dengan kopi arabika dari kopi wilayah Indonesia lainnya," ungkap Bismo.

Setelah berjalan setahun berhasil memanen kopi dengan kualitas terbaik mengantarkan DSA AEKI menandatangani
Memorandum of Understanding (MoU) dengan pembeli asal Turki yang datang langsung melihat proses pengolahan kopi di area kebun kampung Cikoneng yang disaksikan oleh perwakilan dari DSA Astra, ESR Astra yang dihadiri Kepala Distanhorbun Kabupaten Bogor, BPP VII, Perhutani, dan Ketua BPD AEKI DKI.

"Target kami pengembangan perkebunan kopi agar bisa menjadi pegangan hidup para petani agar hidup lebih sejahtera. Dengan adanya kesejahteraan, maka petani mampu merawat kopinya lebih baik. Sehingga nantinya, akan mulai menghasilkan produk dengan ketersediaan dan kualitas hingga pemasaran yang terus meluas, bukan hanya pasar lokal tapi juga mampu ke pasar internasional, sehingga kami bisa membranding Kopi Bogor dengan maksimal,” cetusnya.

Dari keberhasilan ini, DSA AEKI menjadi bagian dalam "Semangat Untuk Hari Ini dan Masa Depan Indonesia". AEKI berharap keberadaan AEKI pada program ESR Astra, dalam hal ini DSA 2022 dapat terus meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa, khususnya para petani kopi.

"Ini baru tahun pertama ini, insya Allah  memasuki tahun ke dua dan tahun-tahun yang akan datang tentu kami akan mengikuti lomba dalam penghargaan Astra dengan keberhasilan-keberhasilan kami," ungkapnya.

Program DSA yang berjalan dari tahun 2022 ini mengantarkan MoU dengan Turki di tahun 2024 mendatang dengan permintaan satu kontainer kopi arabika. Selain untuk memenuhi MoU ekspor ke pasar Tukri, hasil panen juga sudah terserap ke pasar lokal di tanah air.

Koorditator Penyuluh Pertanian pada Distanhorbun Kabupaten Bogor, Reza Septian 'Buyer' asal Turki datang langsung ke perkebunan kopi untuk temu usaha dengan petani Bogor dan melihat langsung proses pengolahan buah kopi.

"Jadi buyer mengetahui kenapa kopi arabika Indonesia terutama Bogor mahal, dibandingkan dari Brazil. Di Indonesia, selain produktivitas yang rendah karena populasinya dalam satu hektar hanya 2000 pohon sedangkan di Brazil 4000. Di sini budidaya kopi arabika dengan ramah lingkungan, dengan tanaman penaung dan tidak merusak hutan," jelasnya.

Dari pejalanan sebagai Penyuluh kopi, kata Reza mengungkapkan, arabika Bogor memiliki  acidity (tingkat keasaman) medium, dengan manis yang kuat, dan menyimpan rasa rempah bumbu masakan kayu manis, dan buah-buahan. Dan arabika terbaik ditanam di atas ketinggian antara 1.300 sampai 1.500 MDPL.

Lanjut Reza mengatakan, Bogor sendiri dipilih oleh BPD AEKI DKI Jakarta, karena menyimpan potensi yang besar dalam pengembangan kopi, memenuhi permintaan pasar kopi tanah air maupun internasional, dan lokasi yang strategis untuk sehingga menghasilkan biaya pendistribusian yang rendah. Selain itu, pembeli juga bisa datang untuk melihat langsung perkebunan kopi arabika.

Tak hanya negara Turki, dalam perjalanan petani Kopi Arabika Bogor Distanhorbun mengikuti banyak festval internasional seperti di Prancis dan Amsterdam Coffee Festival. Di pasar Internasional exhibition coffee, para petani kebanjiran prapesan dengan jumlah yang cukup fatastis dari pameran tersebut.

"Dari mulai satu kontainer satu minggu, sampai sepuluh kontaiter satu bulan, namun petani kopi Bogor belum sanggup memenuhi kuantitasnya itu," jelas Reza.

Mendapat minat yang tinggi kopi di pasar internasional, Distanhorbun pun menggodok program intensifikasi untuk memadatkan populasi tanaman arabika. Tanaman yang mati akan dibudidaya kembali dengan mengganti dengan rehalibitasi tanaman baru yang berproduksi. "Selain memberi bantuan bibit pemupukan, dan pelatihan pendampingan sekolah petani," imbuhnya.

Kelompok Tani Paseban Mandiri dan Cikoneng Lestari, Cisarua Bogor, Jawa Barat

Photo :
  • Muhammad AR/Bogor


Berdasarkan data statistik, kebun kopi arabika di Bogor hanya ada sekitar 700 hektar yang tersebar di pegunungan. Dari lahan yang ada itu menghasilkan 0,5 ton atau 500 kilogram buah kopi per hektar atau 35 ton pertahun.

"Saat ini hampir 100 persen pasar kopi Arabika Bogor itu memenuhi pasar lokal di Tanah Air, habis di pasar lokal, di tahun 2021 Arabika Bogor dibawa ke pasar Skandinavia," ungkapnya.

Dengan demikian, lanjut Reza, program DSA Astra menjadi stimulus yang pentiing dalam perjalanan keberlangsungan mengembangkan usaha petani. Petani yang telah menjadi binaan Distanhorbun dengan berbagai bantuan yang telah diberikan menjadi lebih terpacu dan produktif dengan adanya program DSA Astra. Pada akhirnya kolaborasi ini bermuara pada peningkatan kesejahteraan petani di Kabupaten Bogor.

"Bantuan yang ada di petani bisa tersimulus terkatalis lagi dengan adanya peran Desa Sejahtera Astra meneruskan agar itu menjadi sempurna ke tujuan kesejahteraan petani," harapnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya