TPN AMIN: Ada Kereta Cepat hingga Tol Hebat, Tapi Jalan di Desa Penuh Lubang

Anies Baswedan - Muhaimin Iskandar di Kantor KPU RI
Sumber :
  • VIVA/Zendy Pradana

Jakarta – Tim Pemenangan Nasional (Timnas) nomor urut 1, Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar atau Cak Imin (AMIN) mengungkapkan, Indonesia penuh dengan ketimpangan atau paradoks. Hal ini terlihat dari jalan-jalan desa yang penuh lubang hingga mayoritas petani dan nelayan miskin. 

Jasa Marga: 328 Ribu Kendaraan Tinggalkan Jabotabek di Long Weekend

Sekretaris Dewan Pakar TPN AMIN, Wijayanto Samirin mengatakan, pembangunan yang terjadi saat ini tidak diiringi dengan tingkat kemakmuran masyarakat.

"Indonesia ini memang beragam, negeri yang penuh dengan paradoks. Ada kereta cepat, ada tol hebat, tapi ada jalan-jalan di desa-desa yang penuh lubang dan becek ketika hujan. Negara maritim, negara pertanian tetapi mayoritas nelayan dan petani miskin," kata Wijayanto di Hotel Four Seasons Selasa, 28 November 2023.

20 Ribu Lebih Tiket Whoosh Ludes Terjual pada Long Weekend Kenaikan Yesus Kristus

Capres nomor urut 1 Anies Baswedan.

Photo :
  • istimewa

Wijayanto juga menyoroti, soal komitmen Indonesia di Conference of Parties (COP) 21 Paris. Sebab, Indonesia dalam hal ini berkomitmen dalam perubahan iklim.

Isu Duet Anies-Ahok di Pilkada DKI, Ganjar: Daftar Dulu Aja

"COP 21 di Paris kita dengan gagah menandatangani zero carbon emission. Tapi sejak saat itu sampai sekarang belum ada hal yang konkret yang dilakukan oleh kita bersama, jadi Indonesia penuh dengan paradoks," ujarnya.

Cawapres Muhaimin Iskandar atau Cak Imin

Photo :
  • VIVA/Yeni Lestari

Sehingga dengan itu terang Wijayanto, AMIN pada 2045 atau Indonesia emas ingin menciptakan kemakmuran di Indonesia. Artinya, AMIN ingin kondisi infrastruktur dan ekonomi sama.

"Kalau berbicara apa impian AMIN, Indonesia emas 2045 bukan tentang PDB per kapita US$30.000, tapi tentang Indonesia yang satu kemakmuran," ujarnya.

"Bayangan Indonesia satu kemakmuran itu adalah Indonesia yang ketika kita mendarat di ujung di Papua, ketika kita mendarat di Kalimantan, Flores, Aceh, Jawa, Pulau Natuna. Kita merasa ini Indonesia karena ada kesamaan infrastruktur, kondisi ekonomi, kesehatan masyarakatnya, level pendidikannya," tambahnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya