BI Prediksi Konsumsi Naik 0,6 Persen Berkat Pemilu 2024

Warga Duri Kepa, Kebon Jeruk, Jakarta Barat (Jakbar), terpaksa harus melakukan pencoblosan ditengah genangan air akibat banjir saat Pemilu 2024 di tempat pemungutan suara (TPS) 039.
Sumber :
  • VIVA.co.id/Andrew Tito

Jakarta – Bank Indonesia (BI) menyebutkan, adanya pesta demokrasi alias Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi RI. Diperkirakan konsumsi akan meningkat sebesar 0,6 persen di Pemilu ini.

Ketua MPR: Tidak Ada Celah untuk Menunda atau Membatalkan Pelantikan Prabowo-Gibran

Bank Indonesia menyatakan, adanya peningkatan konsumsi di masyarakat akan menjadi stimulus bagi pertumbuhan perekonomian Indonesia.

"Pemilu 2024 berpotensi meningkatkan perekonomian nasional dengan peningkatan konsumsi sekitar 0,6 persen," tulis BI melalui Instagramnya @bank_indonesia dikutip Jumat, 16 Februari 2024.

Prabowo: Gus Dur Dukung Saya dari Langit

Gedung Bank Indonesia.

Photo :
  • VIVA/Andry Daud

BI menjelaskan, peningkatan konsumsi terjadi karena tiga hal. Pertama peningkatan konsumsi Lembaga Nonprofit Rumah Tangga (LNPRT). Hal ini seperti aktivitas produksi, penyediaan atribut dan pengumpulan massa kampanye.

Blak-blakan! Prabowo: Pak Jokowi Suruh Semua Menteri Kasih Data ke Saya

Kedua adalah peningkatan konsumsi masyarakat, yang mana melalui permintaan berbagai produk makanan dan minuman. Ketiga peningkatan konsumsi pemerintah mulai dari persiapan hingga pelaksanaan Pemilu.

Selain itu, BI mengatakan pihaknya juga melakukan berbagai langkah untuk menjaga stabilitas dan mendukung pertumbuhan ekonomi. Langkah ini terdiri dari dua, yakni pro-stability dan pro-growth.

Dijelaskannya, pro-stability di antaranya dengan mempertahankan BI Rate di level 6,00 persen, guna menjaga stabilitas nilai tukar rupiah. Kemudian menjaga inflasi ada dalam sasaran target 2,5±1 persen.

Sedangkan pro-growth dilakukan dengan mendukung akselerasi ekonomi keuangan digital. Kemudian mendorong kredit/pembiayaan perbankan untuk properti dan kendaraan bermotor melalui pelonggaran ketentuan uang muka kredit.

Lalu optimalisasi kredit atau pembiayaan untuk sektor prioritas dengan kebijakan Insentif Likuiditas Makroprudensial (KLM).

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya