Rumah Modular Jadi Solusi Tekan Konsumsi Energi pada Bangunan, Simak Penjelasannya

Rumah modular dianggap bisa tekan konsumsi energi [dok. Humas SBCC]
Sumber :
  • VIVA.co.id/Mohammad Yudha Prasetya

Jakarta – Komunitas Sustainable Buildings, Cities & Communities (SBCC) menegaskan bahwa implikasi teknologi masa depan sangat diperlukan untuk mengurangi konsumsi energi pada bangunan. Salah satunya yang dipertimbangkan adalah rumah modular.

Peserta Tapera yang Sudah Punya Rumah Dijuluki Penabung Mulia

Founder SBCC sekaligus Associate Prof. Prodi Arsitektur Universitas Pendidikan Indonesia (UPI), Beta Paramita menegaskan, dibutuhkan langkah mitigasi yang realistik dan terstruktur, guna mencegah dampak kerusakan lingkungan yang timbul akibat perkembangan lingkungan binaan di Indonesia.

"Menurut laporan Bank Dunia soal dampak Urban Heat Island, utamanya bila dipertimbangkan bersamaan dengan perubahan iklim, ini merupakan ancaman serius dan semakin besar terhadap daya saing, kelayakan huni, dan inklusivitas kota-kota di Asia Timur," kata Beta dalam keterangannya, Kamis, 16 Mei 2024.

Pemotor Wanita di Medan Tewas, Usai Tertimpa Pohon Tumbang saat Hujan Deras

Dia menyebut, salah satu hal yang mengkhawatirkan adalah kota-kota di Indonesia, Malaysia, dan Filipina, juga terkena dampak Urban Heat Island yang paling parah.

"Dengan rata-rata suhu permukaan tanah atau Land Surfaces Temperature (LST) hingga 6,6 derajat Celcius, lebih hangat dibandingkan daerah pedesaan di sekitarnya," ujarnya.

Sudah Punya Rumah Tetap Wajib Ikut Iuran Perumahan? Ini Penjelasan Bos Tapera

Guna mencari solusi bersama terkait masalah tersebut, SBCC menggandeng Asosiasi Rumah Modular Indonesia (ARMI) dan Kementerian PUPR, menggelar Focus Group Discussion (FGD) bertajuk 'Light Steel Based Modular House: Eco-Friendly, Energy & Cost Efficient, Strong, Light, Fast, Cooler'.

Dalam FGD tersebut, rumah modular dinilai konsisten dalam menampilkan dirinya sebagai strategi desain dinamis yang telah merevolusi perumahan konvesional, mengembangkan solusi serbaguna untuk ruang, dan praktik konstruksi yang berkelanjutan. Sehingga, perumahan modular dianggap telah menjadi lahan subur, untuk mengeksplorasi dan memperdalam cara menghuni ruang dan memenuhi kebutuhan manusia.

Ketua Umum ARMI, Nicolas Kesuma menerangkan, rumah modular adalah rumah dengan konstruksi bangunan khusus yang terbuat dari material rakitan pabrik, dan dibangun dengan cara yang berbeda dari rumah biasa.

Komponen seperti dinding, jendela dan pintu, dan atap, sudah diproduksi terlebih dahulu sehingga nantinya hanya tinggal dirakit (assembly) di lokasi konstruksi tanpa menyisakan limbah.

Dia memastikan, jenis konstruksi ini disebut-sebut 50 persen lebih cepat dan membutuhkan bahan hingga 50 persen lebih sedikit, sehingga menghasilkan efisiensi biaya 50 persen dibandingkan konstruksi konvensional atau tradisional.

"Teknologi baru telah memungkinkan bangunan atau rumah modular dibangun lebih besar, lebih tinggi, dan dalam banyak desain. Unit dapat dikirim ke seluruh negeri dan dirakit di lokasi dalam hitungan hari," kata Nicolas.

"Rumah modular Ini dibangun menggunakan sistem yang melibatkan proses berurutan yang kini menggunakan teknik modern seperti pemodelan digital 3D, sehingga memungkinkan adanya perencanaan awal untuk membuat proses lebih efisien," ujarnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya