Sumber :
- ANTARA/Spedy Paereng
VIVAnews -
Perusahaan smelter, PT Indosmelt, mengklaim akan segera menandatangani kontrak kesepakatan pasokan konsentrat tembaga dari PT Freeport Indonesia. Kesepakatan ini membantu Freeport dalam renegosiasi kontrak dengan pemerintah Indonesia.
Dikutip dari
Reuters,
Selasa 23 April 2013, pemerintah mendorong perusahaan tambang asing untuk memberikan nilai tambah di dalam negeri. Salah satunya adalah membangun smelter sebelum Januari 2014, di mana larangan ekspor mineral mentah diberlakukan.
"Setelah negosiasi panjang, saya mendapat sinyal dari Freeport Indonesia bahwa mereka siap untuk menandatangani kontrak pasokan bahan baku dengan kami," kata
Chairman
Indosmelt, Natsir Mansyur.
"Langkah ini bagus, karena Freeport tidak harus keluar dana investasi untuk membangun smelter sendiri," kata analis Citigroup London, David Wilson.
Selain Indosmelt, smelter lain yang dijadwalkan akan dibangun sebelum 2014 adalah PT Nusantara Smelting dan PT Global Investindo. Direktur Nusantara Smelting, Juangga Mangasi, menyatakan, dia masih dalam negosiasi dengan perusahaan pemurnian tambang asal Rusia, Norilsk Nickel.
Pemerintah melalui Kepmen ESDM Nomor 7 Tahun 2012 mewajibkan para perusahaan pertambangan untuk membangun smelter untuk menciptakan lebih banyak pekerjaan dan ekspor yang bernilai tinggi dari sekadar konsentrat. Pemerintah akan melarang ekspor mineral mentah pada 1 Januari 2014.
Asosiasi Pertambangan Indonesia (Indonesia Mining Association/API-IMA) menyatakan, pembangunan smelter tidak ekonomis dan tidak mungkin dilakukan sebelum 1 Januari 2014. Jika ngotot dilaksanakan,
Kondisi ini membuat pemerintah melunak. Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral, Jero Wacik, beberapa waktu lalu menyatakan akan ada toleransi untuk ekspor terbatas. Namun, dengan konsekuensi berupa penerapan pajak ekspor yang tinggi. (art)
Halaman Selanjutnya
Selain Indosmelt, smelter lain yang dijadwalkan akan dibangun sebelum 2014 adalah PT Nusantara Smelting dan PT Global Investindo. Direktur Nusantara Smelting, Juangga Mangasi, menyatakan, dia masih dalam negosiasi dengan perusahaan pemurnian tambang asal Rusia, Norilsk Nickel.