Sumber :
- ANTARA FOTO/Widodo S. Jusuf
VIVAnews
– Direktur Utama PT Pertamina, Karen Agustiawan, tak berkomentar apapun usai rapat kabinet terbatas dengan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di Pangkalan TNI AU Halim Perdanakusuma, Jakarta, Minggu 5 Januari 2014. Rapat itu membahas kenaikan harga elpiji nonsubsidi 12 kg yang hampir mencapai 70 persen.
“Besok saja,” kata Karen ketika ditanya tentang rapat tersebut. Karen yang mengenakan batik cokelat itu langsung menuju mobil sedan bernomor polisi B 7 Jul.
Usai rapat, Presiden meminta Pertamina meninjau kenaikan harga elpiji 12 kg atau elpiji biru itu. SBY sadar kewenangan menentukan harga elpiji nonsubsidi merupakan domain korporat. “Tapi pemerintah wajib meninjau dampak sosial dan ekonomi akibat kenaikan harga elpiji 12 kg yang dinilai masyarakat terlalu tinggi. Sebagai pemegang saham tertinggi (Pertamina), pemerintah meminta Pertamina dan menteri terkait meninjau kembali kebijakan itu dalam waktu sehari atau 1x24 jam,” kata SBY.
SBY juga mengundang Badan Pemeriksa Keuangan untuk berkonsultasi dengan pemerintah terkait kenaikan harga elpiji biru. “Saya berharap konsultasi itu bisa dilakukan besok pagi, Senin 6 Januari 2014, dan saya harap rampung Senin itu juga,” kata dia.
Hasil audit BPK menyebut Pertamina merugi hingga Rp7,7 triliun dari harga elpiji nonsubsidi yang terlalu rendah. Selama enam tahun terakhir, total kerugian Pertamina dalam bisnis elpiji biru bahkan mencapai Rp22 triliun.
Janji Prabowo Subianto ke PAN yang Setia Mendukungnya
Presiden RI terpilih Prabowo Subianto memuji kesetiaan Partai Amanat Nasional atau PAN, yang sejak Pilpres 2014, Pilpres 2019 hingga saat Pilpres 2024 selalu mendukungnya
VIVA.co.id
10 Mei 2024