- VIVAnews/Nurcholis Anhari Lubis
VIVA.co.id - Pengamat kebijakan publik, Agus Pambagio menilai, kebijakan pemerintah menurunkan harga bahan bakar minyak untuk premium dan solar tahun ini tak memberi manfaat nyata untuk masyarakat.
"Tidak ada gunanya itu (penurunan harga BBM). Tidak ada manfaatnya. Tidak akan ada yang turun (harga-harga)," ujarnya, Rabu, 23 Desember 2015.
Menurut Agus, pemerintah dan Pertamina seharusnya mempertimbangkan kembali aspek-aspek lain dari penetapan kebijakan tersebut. Penurunan kedua jenis harga BBM tersebut dianggap tidak akan direspons positif oleh sektor layanan jasa yang bergerak di bidang transportasi dengan menurunkan tarif.
"Harga angkutan umum tidak akan turun. Tapi, nanti harga minyak naik, cadangan minyak berkurang. Seharusnya, Pertamina kalau punya ruang, lebih baik disimpan. Kalau (BBM) turun, simpanan juga turun. Rakyat yang menderita nanti," ujarnya.
Agus menduga, penyesuaian harga BBM ini justru memiliki unsur politisasi. Alasannya, permintaan untuk menurunkan harga BBM merupakan hasil dari perundingan dengan Dewan Perwakilan Rakyat. Sedangkan masyarakat sampai saat ini masih terbilang mampu dengan harga BBM sebelumnya.
"Ini lebih banyak politisnya. Manfaatnya tidak langsung ke masyarakat. Yang ribut-ribut itu di Senayan sana. Komplain dan yang lainnya. Rakyat itu masih mampu."
Rencananya, menjelang tutup tahun 2015, pemerintah akan mengumumkan penurunan harga BBM untuk premium sebesar Rp150 per liter dan Rp750 per liter untuk solar.
(mus)