Menkeu Janji Asumsi Rupiah di RAPBN 2017 Bakal Masuk Akal

Mata uang rupiah dan dolar AS.
Sumber :
  • VIVAnews/Muhamad Solihin

VIVA.co.id –  Menteri Keuangan (Menkeu) Bambang Brodjonegoro berencana merevisi asumsi nilai tukar rupiah terhadap US$ dalam kerangka ekonomi makro dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2017. Sebelumnya, pemerintah memproyeksikan mata uang Garuda berada di kisaran Rp13.600- Rp13.900 per dolar Amerika Serikat (AS).

Awal Pekan, Rupiah Dibuka Melemah Rp14.309 per Dolar AS

“Segala sesuatu (pergerakan rupiah) bisa berubah cepat,” ujar Bambang saat ditemui di Gedung DPR RI Jakarta, Kamis, 14 Juli 2016.

Menurut Bambang, proyeksi yang dia paparkan di Komisi XI DPR pada hari ini memang proyeksi yang dibuat sejak bulan Mei lalu. Artinya, angka ini pun masih berpotensi berubah, mengikuti pergerakan nilai tukar. Sampai dengan 13 Juli 2016, rupiah tercatat terapresiasi 5,27 persen terhadap dolar AS secara year to date.

Rusia-Ukraina Tak Temui Kesepakatan, Rupiah Melemah Lagi Hari Ini

“Apa yang kami usulkan di dalam dokumen itu sejak bulan Mei. Saya tidak boleh keluar dari dokumen, karena sebelumnya sudah disampaikan,” kata dia.

Meski tidak menyebutkan berapa kisaran pasti rupiah dalam kerangka ekonomi makro tahun depan, mantan Pelaksana Tugas Kepala Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan tersebut menegaskan, revisi nilai tukar akan bercermin kondisi perekonomian nasional saat ini.

Ukraina Tak Lagi Ngotot Masuk NATO, Rupiah Hari Ini Menguat

“Pokoknya (nilai tukar rupiah) yang masuk akal,” kata Bambang.

Sebelumnya Kemenkeu memproyeksikan asumsi nilai tukar rupiah berkisar di angka Rp13.650-Rp13.900 per dolar Amerika Serikat, dalam RAPBN 2017. Asumsi nilai tukar rupiah ini lebih rendah dibanding APBN Perubahan 2016, yang sebesar Rp13.500, dengan pertimbangan berbagai faktor positif dan negatif.

Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) dari Kementerian Keuangan, Suahasil Nazara, menjelaskan faktor negatif yang memengaruhi, di antaranya potensi kenaikan suku bunga acuan di AS, pelemahan ekonomi Tiongkok, sebagai salah satu mitra dagang utama Indonesia, dan perbaikan transaksi berjalan domestik yang masih membutuhkan waktu.

Sementara itu, faktor positif, yakni perbaikan ekonomi AS, tingginya capital inflow (aliran modal) ke Indonesia, keputusan Brexit yang menurunkan prospek kenaikan suku bunga acuan AS (Fed rate), sehingga berimbas kepada potensi aliran modal ke negara berkembang akan meningkat.

Adapun posisi rupiah belakangan ini sempat menguat hingga kisaran Rp13.100-Rp13.200 per dolar AS. Posisi rupiah berdasarkan kurs Referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate Bank Indonesia, hari ini kembali menguat ke level Rp13.088 dibanding Rabu pada level Rp13.095 per dolar AS.

(ren)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya