- VIVAnews/Fernando Randy
VIVAbola - Titik terang terhadap penyelesaian konflik yang melanda PSSI sudah mulai terlihat. Penandatanganan nota kesepahaman (MoU) yang dilakukan oleh PSSI pimpinan Djohar Arifin Husin dan La Nyalla Mattalitti menjadi awal menuju perbaikan kondisi sepak bola Indonesia yang belakangan ini dilanda konflik.
Penandatanganan MoU dilakukan setelah berlangsung pertemuan tripartid antara tim Task Force AFC, PSSI Djohar dan PSSI La Nyalla di kantor AFC, Kuala Lumpur, Malaysia, 6-7 Juni 2012.
Dalam rilis yang diterbitkan situs resmi AFC usai pertemuan, Wakil Presiden AFC, Pangeran Abdullah Ibni Sultan Ahmad Shah mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang terlibat dalam perundingan ini. Menurutnya, penandantanganan MoU tersebut merupakan dari babak baru bagi persepakbolaan Indonesia.
"Ini demi kepentingan sepak bola Indonesia dan saya berterima kasih kepada semua pihak dan FIFA yang telah mempercayakan AFC memimpin penyelesaian misi ini," kata Abdullah.
"Ini adalah kesempatan semua pihak untuk menepikan perbedaan personal dan politik demi sepak bola. Ada banyak pekerjaan ke depan dan AFC berkeinginan membantu Indonesia untuk menciptakan liga yang berkualitas," sambung Abdullah.
Ada beberapa poin yang tercantum dalam MoU yang ditandatangani oleh PSSI Djohar dan La Nyalla. Salah satunya adalah pembentukan Komite Bersama untuk merumuskan format kompetisi ke depan. Selain itu, kedua pihak juga sepakat untuk menggelar Kongres pada September 2012 dengan anggota yang mengacu kepada KLB Solo 2011.
Sementara itu, dalam jumpa pers yang digelar di kantor PSSI siang tadi, anggota Exco PSSI, Bob Hippy meralat penyataan Djohar terkait komposisi Komite Bersama. Menurutnya, sesuai MoU, komite hanya dihuni 8 orang, bukan 9 orang seperti pernyataan Djohar.
"Jadi Ketua 1 dari PSSI, wakil ketua 1 (KPSI/ISL) dan 6 anggota masing-masing dari kedua kubu," kata Bob Hippy kepada wartawan. (ren)
Andik Vermansyah Absen di Seleksi Timnas Tahap Kedua
Seleksi Timnas tahap kedua bakal digelar pekan depan.
