- REUTERS/Michael Dalder
VIVA – Bukan jaminan sebuah tim yang punya sederet nama besar bisa menjuarai sebuah turnamen layaknya Piala Dunia. Lagi, pembahasan soal kegagalan Timnas Jerman di Piala Dunia 2018 masih belum usai. Meskipun, armada Die Nationalmannchsaft sudah dipastikan tersingkir.
Jerman datang ke Rusia dengan status juara bertahan. Pasukan Joachim Loew sebelumnya tampil sebagai kampiun di Piala Dunia empat tahun lalu. Saat itu Jerman memang begitu menakutkan. Tapi di Piala Dunia 2018, Manuel Neuer cs bak panser yang berkarat.
Bagaimana tidak, performa Jerman sudah mengecewakan saat ditumbangkan Meksiko di laga perdana Grup F Piala Dunia 2018. Gol tunggal bintang muda armada El Tricolor, Hirving Lozano, membuat Jerman takluk di Luzhniki Stadium.
Kalah di laga awal, meningkatkan motivasi Jerman untuk menang di laga kedua. Benar saja, Jerman kemudian mampu memetik kemenangan dramatis atas Swedia. Gol Marco Reus dan Toni Kroos sempat membuat asa Jerman terjaga.
Sayang, kekalahan memalukan dan pasti menyakitkan justru diterima Jerman saat bertarung hidup mati di laga terakhir. Ya, Jerman akhirnya harus angkat kaki dari Rusia usai dipecundangi Korea Selatan 0-2.
Yang lebih menyakitkan, dua gol Korea Selatan yang dicetak oleh Kim Young-Gwon dan Son Heung-Min tercipta di menit injury time. Bak tersambar petir di siang bolong, Jerman akhirnya merasakan juga kutukan juara bertahan.
Sebab sebelumnya, ada Prancis yang berstatus juara Piala Dunia 1998, terhenti langkahnya di fase grup Piala Dunia 2002. Pun dengan Italia. Berstatus juara di Piala Dunia 2006, Gli Azzurri terdepak di fase grup Piala Dunia 2010.
Lalu, masih ada Spanyol yang sangat digdaya dan jadi jawara Piala Dunia 2010. Tapi di Piala Dunia 2014, armada La Furia Roja juga harus kandas di babak awal.
Mimpi Buruk 80 Tahun
Tersingkirnya Jerman dari Piala Dunia 2018 memang masih terdengar aneh. Sebab, Jerman dikenal sebagai tim spesialis turnamen. Menurut data FIFA.com, faktanya Jerman memang punya sederet rekor di ajang sepakbola paling prestius sejagat raya.
Jerman adalah tim yang paling banyak menembus final Piala Dunia. Tercatat Jerman sukses delapan kali menembus partai final (1954, 1966, 1974, 1982, 1986, 1990, 2002, dan 2014). Lalu, Jerman mencatat 12 kali finis di posisi tiga besar. Dan, punya rekor tim paling banyak parkir di empat besar dalam 13 Piala Dunia.
Selain itu, tentunya publik sudah mengetahui bahwa Jerman adalah tim yang memiliki trofi Piala Dunia kedua terbanyak setelah Brasil. Sejak pertama kali ikut tampil di Piala Dunia 1934, Jerman berhasil juara di tahun 1954, 1974, 1990, dan 2014.
Oleh sebab itu, kegagalan di Piala Dunia 2014 rasanya sangat menyakitkan Mesut Oezil cs. Bagaimana tidak, rekor buruk yang sudah terlupakan selama 80 tahun akhirnya kembali terulang. Ya, Jerman terakhir kali gagal lolos dari babak pertama Piala Dunia adalah pada 1938.
Tak cuma itu, rekor buruk lainnya adalah untuk pertama kalinya Jerman hanya mampu mencetak dua gol di Piala Dunia. Ya, di Piala Dunia 2018 Jerman hanya mampu mencetak dua gol dan kebobolan empat gol.
Loew Pasang Badan
Gelombang kritik pasti akan datang saat Jerman pulang ke negaranya. Bagaimana tidak, rakyat Jerman yang punya harapan tinggi tim kesayangannya bisa mempertahankan gelar juara, justru harus menangis lantaran kegagalan ini.
Saat akan berangkat pulang di Bandara Vnokovo, Moskow, tampak wajah-wajah kecewa masih dipasang skuat Der Panzer. Pun dengan Loew, yang merasa jadi orang yang paling kecewa dan paling bertanggung jawab atas kegagalan ini.
Loew menegaskan akan bertanggung jawab atas kegagalan Jerman di Piala Dunia 2018. Meskipun, Loew mengatakan akan lebih dulu melakukan evaluasi tim. Tak cuma itu, Loew juga mengakui jika timnya tak bermain bagus di Rusia. Semua yang sudah dipersiapkan untuk ajang ini, bak sirna ditelan bumi.
"Kami meminta maaf. Semua aspek sepakbola Jerman kalah. Bukan hanya di laga ini, tapi segala yang sudah kami bangun dalam beberapa tahun terakhir," kata Loew usai laga seperti dilansir Skysports, Kamis 28 Juni 2018.
"Saya orang pertama yang mempertanyakan kegagalan ini. Apa yang salah. Saya yang bertanggung jawab. Tapi saya butuh waktu untuk melihatnya secara jelas. Ada kekecewaan yang mendalam di diri saya. Saya butuh melakukan diskusi besok (dengan para pemain dan pihak terkait tim Jerman)," ujarnya.
