Bos Juventus Akui Liga Super Eropa tidak Bisa Lanjut

Andrea Agnelli
Sumber :
  • instagram

VIVA – Liga Super Eropa bikin heboh dalam beberapa hari terakhir. ide tersebut awalnya disokong oleh 12 klub dan akan segera digulirkan.

Momen Lucu Marcus Thuram Ledek Sang Ayah, Ogah Dianggap Fans Juventus

Tapi karena mendapat tentangan dari banyak pihak, maka pelaksanaannya ditangguhkan. Itu menyusul mundurnya beberapa klub, terutama enam tim asal Inggris.

Presiden Liga Super Eropa, Florentino Perez, pada Selasa malam 20 April 2021, menyatakan akan menangguhkan kompetisi anyar tersebut. Namun sekarang Andrea Agnelli yang tidak lain merupakan wakilnya, mengaku kalau proyek itu tidak bisa lanjut.

Juventus Bangkit Kejar Ketertinggalan 3 Gol, Awal Positif Montero

Mengutip Daily Mail, Agnelli yang juga presiden Juventus mengatakan hal tersebut kepada reporter Reuters. Dia mengaku Liga Super Eropa sudah kandas setelah enam tim Premier League menarik keikutsertaan.

"Saya masih sangat yakin dengan kebaikan dan keindahan proyek itu, mengingat kami akan menciptakan kompetisi terbaik di muka bumi," kata Agnelli.

Juventus Tunjuk Pengganti Massimiliano Allegri

Photo :
  • Jmania

"Namun saya akui, rasanya proyek tersebut sekarang sudah tidak bisa lagi dijalankan," lanjutnya.

Enam tim Inggris yang mundur adalah Manchester City, Manchester United, Chelsea, Liverpool, dan Tottengam Hotspur. Sekarang tinggal tersisa Juventus, Inter Milan, AC Milan, Real Madrid, Barcelona, dan Atletico Madrid. Itu pun sebagian besar tim sudah memberi sinyal juga segera mundur menyusul yang lain.

Sebelum ini, Agnelli sendiri membuat pernyataan soal komitmen dari tim-tim penggagas yang merupakan modal utama dari digelar Liga Super Eropa. Apalagi mereka sudah seperti melakukan perjanjian darah satu sama lain.

"Ada perjanjian darah antara setiap klub. Kami akan melangkah ke depan. Proyek ini memiliki peluang sukses 100 persen," kata Agnelli belum lama.

Tapi kini semua buyar. Terbukti satu per satu tim-tim peserta mundur teratur karena mendapatkan tekanan dari banyak kalangan mulai dari FIFA, UEFA, pemain, hingga suporter.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya