Kylian Mbappe Murka, Dicap Pembuat Masalah di Timnas Prancis

Bintang Timnas Prancis, Kylian Mbappe.
Sumber :
  • Twitter

VIVA – Kylian Mbappe mengklaim bahwa Timnas Prancis telah menganggapnya sebagai pembuat masalah usai EURO 2020. Padahal, dia sebenarnya akan lebih tenang jika rekan setimnya memberikan banyak dukungan setelah penalti gagalnya yang membuat Les Blues tersingkir dari turnamen tersebut.

Timnas Indonesia U-23 Terhindar dari Israel di Olimpiade 2024, Bisa Ketemu Argentina

Di EURO 2020 kemarin, Timnas Prancis secara mengejutkan disingkirkan Swiss melalui drama adu penalti pada babak 16 besar. Sebuah hasil yang tak terduga usai mereka menjuarai Piala Dunia 2018 di Rusia.

Pada pekan ini, Mbappe sedang sibuk berbicara dengan pers terkait langkah Paris Saint-Germain yang terus berusaha keras mencegahnya pindah ke Real Madrid.

Senangnya Kylian Mbappe Bawa PSG ke Semifinal Liga Champions

Dalam wawancara ekstensi yang diterbitkan surat kabar Prancis, L'Equipe, Mbappe mengatakan: "Saya tidak pernah mengambil satu euro pun untuk bermain di Timnas Prancis dan saya akan selalu bermain untuk timnas saya secara gratis. Di atas segalanya, saya tidak pernah ingin menjadi masalah."

"Tetapi, dari saat saya merasa seperti itu, saya mulai menjadi masalah dan orang-orang merasa saya adalah masalah. Saya menerima pesan, bahwa ego sayalah yang membuat kami kalah, karena saya ingin mengambil banyak ruang. Dan, tanpa saya, mungkin kami menang," ucapnya.

Hasil Liga Champions: Comeback PSG dan Borussia Dortmund, Barcelona dan Atletico Madrid Nangis Darah

"Sebenarnya, yang paling penting adalah Timnas Prancis, dan jika Timnas Prancis lebih bahagia tanpa saya, (saya akan pergi)," ungkapnya.

"Saya pun bertemu dengan presiden (Federasi Sepakbola Prancis, Noel Le Graet) dan membicarakan ini. Yang saya keluhkan kepadanya bahwa saya dihina dan disebut 'monyet' karena gagal mengeksekusi penalti. Saya tidak pernah mengeluh tentang penalti. Saya hanya melewatkan penalti itu, karena itu bukan hal yang sama yang saya lakukan," jelasnya.

Lebih lanjut, Mbappe menyebut, kegagalan penalti yang membuat Prancis tersingkir di 16 besar EURO 2020 itu adalah titik terendah dalam kariernya selama ini. Meskipun, dia telah menerima segala bentuk risiko atas kegagalannya itu, dan berharap tetap mendapat dukungan sesegera mungkin di saat dirinya harus dihujani hujatan di media sosial.

"Saya bisa (mendapatkan lebih banyak dukungan di lapangan), saya setuju itu. Tetapi, saya tidak akan pernah menuntutnya, karena itu bukan hal yang harus. Memang itu akan menyenangkan, tapi saya tidak akan pernah minta dukungan pada sesuati yang saya kacaukan," ujar Mbappe.

"Anda tidak bisa melihat hal-hal dengan cara terlalu sinis, di saat suasana panas, dan semua orang kecewa karena tersingkir. Kemudian, di ruang ganti, para datang menemui saya," sambungnya.

"Yang mengejutkan saya, sekali lagi, dipanggil monyet karena penalti. Itulah mengapa saya ingin dukungan, bukan karena saya mengambil penalti saya ke kiri dan (Yann) Sommer menghentikannya," tegasnya.

Akan tetapi, Mbappe mengaku, sudah melupakan kisah kelam tersebut yang dirinya murka, dan kini, striker 22 tahun itu siap berjuang lebih baik lagi bagi Timnas Prancis.

"Itu sudah berakhir sekarang, dan menjadi masa lalu saya. Saya sangat mencintai Timnas Prancis," tutup Mbappe.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya