Dihukum Seumur Hidup, Bambang Suryo Tetap Bongkar Pengaturan Skor

Manajer Persekam Metro FC, Bambang Suryo.
Sumber :
  • VIVA/Lucky Aditya (28-12-18)

VIVA – Bambang Suryo tak terima dengan sanksi seumur hidup beraktivitas dalam ruang lingkup sepakbola nasional oleh Komite Disiplin PSSI. Ia mengaku akan melakukan banding atas keputusan Komdis PSSI.

Ada Sosok Mencurigakan saat Pertandingan Persik Vs Bhayangkara FC

Hukuman itu diberikan kepada Bambang lantaran dituduh berusaha menyuap pelatih PS Ngada, Kletus Marselinus Gabhe, saat tim yang dibinanya, Persekam Metro FC, bertemu di Liga 3 2018.

"Langkah saya akan melawan karena saya tidak menerima sanksi ini, saya akan banding. Saya juga belum terima surat sanksi itu, saya tidak pernah dipanggil. Pokoknya aneh sanksinya Komdis PSSI," kata Bambang Suryo, Kamis, 27 Desember 2018.

8 Pebulutangkis Indonesia Kena Sanksi Berat BWF, Ada yang Dihukum Seumur Hidup

Bambang menegaskan, meski disanksi seumur hidup untuk kedua kali setelah tahun 2015, dia tetap bertekad membongkar praktik judi bola atau match fixing di sepak bola Indonesia.

"Ibaratnya saya ini semut yang diinjak gajah, tapi kita akan memberontak. Saya tetap akan membongkar match fixing di Indonesia. Sanksi tidak ada pengaruh untuk saya membongkar match fixing," ujar Bambang.

Terpopuler: Timnas Indonesia Digasak Bahrain 0-10, Vietnam Diguncang Skandal Pengaturan Skor

Bambang Suryo juga mempertanyakan keseriusan PSSI dalam menerapkan aturan. Ia membandingkan sanksinya dengan sanksi yang diterima Hidayat anggota Exco PSSI. Menurutnya, sanksi yang ia terima lebih berat ketimbang sanksi untuk Hidayat yang terbukti melakukan pengaturan skor di kompetisi Liga 2.

"Saya sudah dihukum seumur hidup, sekarang seumur hidup lagi. Sedangkan Hidayat orang PSSI justru 3,5 tahun dan uang Rp150 juta. Saya tidak pernah diperiksa, kasusnya belum jelas tidak ada buktinya, tapi saya sanksinya berat," tutur Bambang Suryo.

Manajer Persekam Metro FC ini, menilai sanksi Komdis PSSI seperti sebuah dagelan. Karena tidak melalui prosedur yang jelas, tanpa ada pemeriksaan. Bahkan ia menganggap sanksi yang diberikan adalah titipan dari orang dalam PSSI.

"Ini kayak sanksi dagelan, kayak sanksinya siswa kelas PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini). Loh kenapa, karena saya tidak menerima surat panggilan maupun surat setelah sanksi turun. Saya tahu siapa yang titip sanksi ini. Saya bukan bagian PSSI tapi saya tahu," kata Bambang Suryo. (ase)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya