FOKUS: Fakhri Husaini 'Melawan' PSSI

Sekjen PSSI, Ratu Tisha dan Pelatih Timnas Indonesia U-19, Fakhri Husaini
Sumber :
  • instagram.com/coachfakhri/

VIVA – Sabtu, 27 Desember 2019, menjadi hari yang penting bagi Tim Nasional Indonesia. Bagaimana tidak, di hari itu, tonggak sejarah baru bagi Tim Merah Putih dimulai.

Ernando Ari Bersyukur dengan Pencapaian Timnas Indonesia U-23 tapi Belum Puas

Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI) sebagai federasi tertinggi melakukan sebuah terobosan dengan mengontrak Shin Tae-yong untuk menangani skuat Garuda. Perkenalan dilakukan di Stadion Pakansari, Bogor.

Kehadiran Tae-yong sudah pasti menumbuhkan asa baru bagi penggemar sepakbola Indonesia. Bagaimana tidak, dia sebelumnya merupakan pelatih kepala Timnas Korea Selatan di Piala Dunia 2018.

Kondisi Terbaru Witan Sulaeman Usai Timnas Indonesia U-23 Dikalahkan Guinea

Pelatih baru Timnas Indonesia, Shin Tae-yong

Salah satu momen yang paling diingat tentu ketika dia membawa Taeguk Warriors mengalahkan Jerman di fase grup. Skornya pun cukup mencolok, 2-0.

Cerezo Osaka Vs Vissel Kobe, Justin Hubner Jadi Starter Bareng Eks Gelandang Man Utd

Mental tersebut lah yang diharapkan bisa dibawa Tae-yong ke Timnas Indonesia. Apalagi, Tanah Air tercinta ini akan menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20 2021.

Maka itu, PSSI tak hanya menugaskan juru taktik 50 tahun itu di level senior saja. Melainkan, dia juga akan jadi "supervisor" di level U-23 dan U-19.

Sebagai orang baru, tentu Tae-yong membutuhkan asisten untuk membantu memuluskan pekerjaannya membangun kekuatan Tim Merah Putih. Tak hanya dari luar, dia juga butuh bantuan dari "warga lokal".

Tak butuh waktu lama, PSSI pun langsung menunjuk eks pelatih Timnas U-23, Indra Sjafri, untuk membantu pekerjaan Tae-yong. Indra didapuk sebagai asisten lantaran dinilai sudah mengenal seluk beluk Timnas mulai dari segala level usia.

Satu sosok penting yang juga diharapkan menjadi asisten pelatih asal Korsel tersebut adalah Fakhri Husaini. Mantan bos Timnas U-19 sangat diharapkan bisa menjadi jembatan Tae-yong dalam menangani Bagus Kahfi cs yang diproyeksi berlaga di Piala Dunia U-20 2021.

Namun, hingga kini Fakhri tak kunjung mendapat kepastian dari PSSI. Padahal, kehadirannya sangat dibutuhkan demi menyaring bakat-bakat di Timnas U-19.

Fakhri sempat menceritakan, beberapa waktu lalu Wakil Ketua Umum PSSI, Iwan Budianto, pernah mengajaknya untuk bertemu. Namun, saat dia sedang ada tugas. Kemudian dia mengajukan untuk mengatur ulang waktu pertemuan. Tetapi, hingga saat ini belum ada kabar terbaru dari Iwan.

Setelah itu, Fakhri juga sempat dihubungi Sekjen PSSI, Ratu Tisha. Di saat bersamaan, dia sedang menjalani rapat dengan Kementerian BUMN. Maklum, Fakhri juga berstatus karyawan di PT Pupuk Kaltim.

Fakhri, akhirnya bertemu dengan Direktur Teknik PSSI, Danurwindo. Sayangnya, dalam pertemuan itu dia belum mengetahui tugasnya sebagai apa, karena Danurwindo tak menjelaskannya.

"Belum ada resminya dari PSSI. Saya tidak tahu. Biasanya, kalau saya memang selalu lama dengan PSSI. Kemarin, ingat waktu coach Indra (U-23), Simon McMenemy (Timnas Indonesia), nama saya diputuskan pas sudah akhir-akhir," kata Fakhri kepada VIVAnews.

Pelatih Timnas Indonesia U-19, Fakhri Husaini."Bang Danur bilang saya masih diinginkan PSSI. Tetapi, saya tanya, karena Coach Tae-yong melatih tiga timnas, saya itu sebagai apa? Tetapi, bang Danur tak bisa jawab. Sebenarnya, buat saya apa yang saya bicarakan dengan bang Danur itu resmi, karena bang Danur bilang diperintah Tisha," lanjutnya.

Fakhri pun mempertanyakan keseriusan PSSI. Padahal, beberapa waktu lalu dia sempat berada di Jakarta. Namun, PSSI malah mengutus Danurwindo untuk menemuinya di luar Kantor PSSI.

"Kenapa malah kirim bang Danur? Kenapa saya tak diundang ke Kantor PSSI, padahal saya di Jakarta. Susahnya bicara dengan PSSI. Menurut saya, PSSI tidak punya itikad baik," tegasnya.

Ketika mendengar isu bakal dijadikan asisten, Fakhri dengan lantang menolak jabatan tersebut. Sebab, dia bukan tipe orang yang "cari aman". Pelatih 54 tahun itu membutuhkan tantangan jika memang ditugaskan membesut Timnas.

"Kalau saya mau cari aman, pasti akan saya terima sebagai asisten. Tetapi, saya bukan tipe itu. Saya tidak akan meninggalkan pekerjaan dan keluarga, kalau cuma jadi asisten," kata Fakhri kepada VIVAnews.

Selain itu, alasan Fakhri menolak, karena ia memikirkan asistennya saat menangani Timnas U-19 yang sudah bekerja keras membantunya.

"Kalau saya jadi asisten, tidak ada yang saya berikan untuk negara. Sedangkan saya sudah meninggalkan keluarga dan pekerjaan. Saya ingin ada tantangan sendiri," ucapnya.

"Lalu, kalau saya jadi asisten di Timnas U-19, bagaimana asisten saya kemarin. Ada coach Sahari Gultom, ada Mahruzar Nasution. Ke mana mereka? Saya tidak ingin selamat sendiri," ujarnya.

Fakhri menegaskan dia siap menanggung beban target yang dibakal disematkan padanya. Dengan syarat, dia menjadi pelatih utama.

"Justru, saya menolak, karena ingin menjawab tantangan itu. Karena sebagai pelatih sudah biasa dengan tantangan. Selain itu, PSSI juga harus percaya bahwa pelatih lokal juga bisa mengangkat prestasi sepakbola Indonesia," tuturnya.

Selanjutnya>>> Fakhri Melawan PSSI

Fakhri Melawan PSSI

Pelatih Timnas Indonesia U-19, Fakhri Husaini.

Bukan tanpa alasan sampai Fakhri dengan lantang menolak tawaran PSSI andai hanya dijadikan sebagai asisten. Sebab, selama menjadi pelatih Timnas sejak level U-16 hingga U-19, dia selalu memberikan prestasi.

Sejak dipercaya menjadi pelatih Timnas Indonesia U-15, juru taktik kelahiran Lhoseumawe itu sudah memberikan asa positif. Di tahun pertama, mereka memenangkan Tien Phong Plastic Cup 2017, Vietnam.

Kerangka tim pada kejuaraan ini kemudian dipertahankan oleh Fakhri. Hingga pada 2018, tim berjuluk Garuda Asia bisa memenangkan dua gelar juara, Jenesys Cup di Jepang dan AFF U-16.

Pada tahun yang sama, Fakhri membawa anak asuhnya menembus babak delapan besar Piala Asia U-16. Sayang ketika itu Garuda Asia takluk 3-4 dari Australia.

Hingga sekarang, sebagian besar pemainnya masih menunjukkan performa apik di Timnas U-19 yang juga dibesut Fakhri. Sebagai buktinya, mereka akan berlaga di Piala Asia U-19 2020.

Anak asuh Fakhri lolos ke putaran final Piala Asia U-19 2020 dengan status juara Grup K. Mereka menyisihkan Korea Utara, Hong Kong, dan Timor Leste dalam babak kualifikasi.

Maka itu, eks pelatih PKT Bontang dengan berani menyuarakan kekecewaannya pada induk sepakbola Indonesia tersebut. Dia menyayangkan sikap dari PSSI, yang seolah meremehkan kualitas pelatih lokal.

Menurut Fakhri, tak ada jaminan pelatih asing mampu mengangkat prestasi sepakbola Indonesia.

"Bukan saya merendahkan Shin Tae-yong. Saya yakin, akan banyak ilmu baru, karena memang dia pelatih asing. Tetapi, buat apa? Apakah ada jaminan pelatih asing akan sukses? Menurut saya, rasa hormat PSSI kepada pelatih lokal harus dijaga," kata Fakhri.

Bahkan, demi membuktikan ucapannya tak hanya sekadar bualan, Fakhri berani diadu kemampuan dengan Tae-yong. Pelatih berkepala pelontos itu yakin kualitas pelatih lokal tak kalah jauh dengan pelatih asing.

Selebrasi para pemain Timnas U-19.

"Kalau mau fair, saya berani saja kalau PSSI ingin adakan adu presentasi bersama coach Tae-yong, dan juga tentu pelatih lokal lain. Bukan saya tidak menghormati dia (Tae-yong)," ujar Fakhri.

"Anggap saja saya pelatih baru yang sedang ingin menangani Timnas. Biar semua jelas dan tahu program serta data-data yang dimiliki. Saya akan siapkan semuanya. Kalau memang ingin fair ya," tegasnya.

Perlawanan ini dilakukan pelatih asal Aceh itu dengan tujuan menyadarkan PSSI jika pelatih lokal juga layak diperlakukan serupa. PSSI jangan hanya menganakemaskan pelatih asing dan menganaktirikan produk dalam negeri.

"Saya mewakili pelatih lokal, kami layak diperlakukan yang sama. Kalau saya menolak, jangan bicara soal nasionalisme. Tidak ada yang lebih nasionalis dari pada pelatih lokal, kami tidak pernah bicara kontrak, kami tidak pernah minta apartemen, tidak minta kendaraan," ucap Fakhri.

"Jangan merasa asing itu sudah bagus. Saya bukan anti asing. Tapi selalu saja seperti ini, seolah-olah orang asing doang yang bisa angkat sepakbola Indonesia," imbuhnya.

Tentunya, seluruh pencinta sepakbola berharap PSSI bisa segera menyelesaikan polemik ini dan membuka mata agar lebih menghormati talenta lokal. Federasi yang baik menjadi salah satu faktor bangkitnya prestasi Timnas di level internasional.

Piala Dunia U-20 2021 sudah di depan mata. Semoga, seluruh pemangku kepentingan bisa menurunkan ego demi melihat sayap-sayap Garuda terbang tinggi menggapai prestasi..

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya