Pengakuan Miris Kurniawan Dwi Yulianto soal Passing Timnas Indonesia

Legenda Timnas Indonesia, Kurniawan Dwi Yulianto
Sumber :
  • Instagram/kurniawanqana/gatotwidakdo

VIVA – Pelatih Timna Indonesia, Shin Tae-yong menyoroti passing pemain saat dikalahkan Afghanistan dalam laga uji coba FIFA matchday.

4 Pemain Naturalisasi Belum Pernah Bela Timnas Indonesia, Ada Eks Persija Jakarta

Timnas Indonesia menyerah 0-1 di Stadion Gloria Sport Arena, Antalya, Turki, Selasa 16 November 2021. Gol kemenangan Afghanistan dicetak oleh Omid Popalzay menit ke-85.

Hasil minor itu sangat disesali oleh Shin Tae-yong. Dia juga menyebut banyak hal yang harus ia benahi. Terutama masalah teknik mengoper bola atau passing.

Shin Tae-yong Berpeluang Tambah Pemain untuk Laga Timnas Indonesia Vs Irak dan Filipina

"Harus diperbaiki untuk mengurangi kesalahan passing. Gol yang terjadi itu bermula dari kesalahan passing yang dilakukan oleh pemain," kata Shin Tae-yong.

Pelatih Timnas Indonesia U-23, Shin Tae-yong.

Photo :
  • https://www.pssi.org/
PSSI dan KNVB Jalin Kerja Sama, Ini yang Bakal Direncanakan

"Kami harus mengurangi kesalahan-kesalahan passing yang seharusnya tidak kami lakukan," sambug dia.

Ini adalah kesekian kalinya pelatih asal Korea Selatan tersebut mengeluhkan passing para pemain Timnas Indonesia. Hal yang sangat disayangkan untuk pemain-pemain yang sudah berada di level teratas.

Ternyata, kualitas passing pemain Timnas Indonesia bukan hanya dikeluhkan oleh Shin Tae-yong saja. Miris, masalah ini ternyata juga yang selalu menjadi keluhan pelatih-pelatih Timnas Indonesia sebelumnya.

Hal tersebut diutarakan oleh mantan striker Timnas Indonesia, Kurniawan Dwi Yulianto

"Ini sering terjadi, keluhan yang sama juga pernah diutarakan pelatih-pelatih yang dulu, artinya hampir di setia masa," kata Kurniawan kepada VIVA.

Situasi ini kata Kurniawan, sebenarnya bukan hanya sekadar pekerjaan untuk pelatih Timnas saja. Menurutnya, perlu pelatihan yang benar kepada pemain sejak pembinaan usia dini. 

Eks pemain yang kini memiliki lisensi kepelatihan A AFC tersebut mengatakan, di luar negeri para pemain muda dilatih teknik dasar seperti mengoper bola hingga usia 16 tahun.

Jadi saat pemain tersebut telah berusia 17 tahun, para pelatih bisa menentukan pemain mana yang bisa tampil di level internasional.

"Saya berharap lebih mendalam lagi, maksudnya apa yang terjadi kok bisa pelath timnas mengeluhkan passing, berarti ada puzzle yang hilang. Pembinaan usia dini harus dititkberatkan," ucap dia.

Pelatih Sabah FA, Kurniawan Dwi Yulianto dan Pelatih Persebaya Aji Santoso

Photo :
  • VIVAnews/Rahmad Noto

"Di Indonesia kan banyak yang minat jadi pesepakbola dan SSB juga ada ratusan ribu. Sudah saatnya kita kasih pengetahuan apa yang harusnya diberikan di sana, kadang mindset-nya kan beda yang peting tampil di turnamen," ujar dia.

Jika hal itu diterapkan di seluruh SSB, eks pelatih Sabah FC itu meyakini Indonesia akan memiliki timnas yang mampu bersaing di level internasional.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya