Dari Tragedi Kanjuruhan, Aji Santoso Harap Bonek-Aremania Rukun

Pasca kerusuhan Stadion Kanjuruhan
Sumber :
  • (Foto AP/Trisnadi)

VIVA Bola – Tragedi Kanjuruhan yang memakan korban jiwa lebih dari seratus orang diharapkan menjadi pelajaran bagi semua pihak. Dari tragedi itu, diharapkan pecinta Arema FC, Aremania dan Aremanita, dan suporter Persebaya Surabaya, Bonek dan Bonita, berdamai serta menjadi sahabat ke depannya.

Inkracht! Jaksa Eksekusi 2 Polisi Terkait Tragedi Kanjuruhan

Apalagi dua kelompok suporter sepak bola tersebut sama-sama berasal dari Jawa Timur dan satu Tanah Air, Indonesia.

Harapan damai tersebut juga datang dari Persebaya Surabaya dan disampaikan sang pelatihnya, Aji Santoso.

Widodo Cahyono Putro Ungkap Kunci Selamatkan Arema FC dari Degradasi

Harapan itu sangat mungkin terwujud dengan aksi simpati dan empati ribuan Bonek selama dua malam di Tugu Pahlawan dan Balai Kota Surabaya, Senin dan Selasa malam kemarin. Bonek juga mengirimkan karangan bunga belasungkawa ke Malang.

Itu sinyal bahwa dua kelompok suporter yang bertahun-tahun bersaing dengan tensi tinggi itu bisa rukun dan bersahabat.

Banyak Berkutat di Zona Degradasi, Arema FC Bersyukur Lolos dari Lubang Jarum

“Mudah-mudah ini bisa menjadi titik balik merukunkan semua suporter di Indonesia. Betapa indahnya kalau kedua suporter dari Persebaya dan Arema itu bersatu,” kata Aji Santoso dalam keterangan tertulisnya, Rabu, 5 Oktober 2022.

Pelatih Persebaya Surabaya, Aji Santoso.

Photo :
  • VIVA/Lucky Aditya

Hal sama disampaikan Kapten Tim Persebaya Muhammad Alwi. Dia berharap Tragedi Kanjuruhan adalah peristiwa memilukan terakhir terjadi di dunia sepak bola Indonesia, khususnya di kalangan Persebaya dan Arema FC.

“Semoga nanti kedua suporter ke depannya juga bisa nonton bola bareng,” ujarnya.

Tragedi Kanjuruhan bermula ketika Arema FC kalah dari Persebaya Surabaya dengan skor 3-2 dalam laga derby Jatim di Stadion Kanjuruhan, Malang, pada Sabtu malam, 1 Oktober 2022.

Beberapa saat setelah pertandingan berakhir, sebagian suporter Arema FC turun dari tribun dan masuk ke lapangan, meluapkan kekecewaan dengan mengejar pemain dan tim Persebaya maupun Arema FC.

Polisi yang berjaga berupaya menghalau dan mengadang massa suporter namun kewalahan. Hingga akhirnya aparat menembakkan gas air mata ke tengah-tengah massa agar pergerakan suporter terpecah dan bubar. Akibatnya, massa kabur dan menumpuk di beberapa titik. Karena menumpuk, banyak yang pingsan dan lemas, lalu terjatuh hingga terinjak-injak. Korban pun berjatuhan. Hingga kini, sedikitnya 131 orang meninggal dunia.

 
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya