11 Pemain Terbaik Sepanjang Piala Bhayangkara

Laga Arema Cronus kontra Persib Bandung
Sumber :
  • VIVA.co.id/Muhamad Solihin
VIVA.co.id
Bus Rombongan Persib Kecelakaan
- Piala Bhayangkara akhirnya sudah selesai digelar pada akhir pekan kemarin. 11 pemain pun berhasil mencuri perhatian sepanjang penampilannya di turnamen kemarin.

Stadion Pakansari Jadi Opsi Utama Kandang Persib
Arema Cronus berhasil keluar sebagai juara setelah menang 2-0 atas Persib Bandung dalam laga final di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK) hari Minggu, 3 April 2016.

Arema Rela 'Peras Otak' Demi Timnas Indonesia
Berdasarkan penilaian VIVA.co.id, ada beberapa pemain yang pantas masuk ke dalam skuat pemain terbaik di Piala Bhayangkara kemarin.

Arema menjadi klub dengan wakil paling banyak yaitu lima orang wakil. Lalu diikuti oleh Persib dengan dua pemain, Sriwijaya FC dengan dua pemain, dan Bali United mengirim satu pemainnya.

Berikut daftar tim terbaik di Piala Bhayangkara 2016 kemarin, versi VIVA.co.id:
Kiper:
Kurnia Meiga (Arema Cronus)
Penjaga gawang dengan catatan gol paling sedikit sepanjang kompetisi. Tercatat gawang Kurnia Meiga hanya kebobolan 1 gol sepanjang turnamen.

Dalam laga final melawan Persib hari Minggu kemarin, 3 April 2016, Meiga berhasil membuat satu penyelamatan penting dan bermain tenang sepanjang laga sampai membawa Arema rebut gelar juara.

Belakang:
Johan Alfarizie (Arema Cronus)
Didapuk sebagai pemain terbaik Piala Bhayangkara. Penampilan pemain yang berposisi sebagai sayap kiri ini sangat luar biasa dan mampu menjadi motor serangan dari sayap. Alfarizie juga mampu kirimkan umpan silang matang untuk pada penyerang.

Vladimir Vudjovic (Persib Bandung)
Salah satu alasan pertahanan Persib hanya kebobolan satu kali sepanjang fase grup. Penampilan Vladimir Vudjovic tegas, tanpa kompromi, dan bola atas jadi keunggulannya. Namun, Vlado kantongi satu kartu merah karena emosinya yang kerap meledak.

Hamka Hamzah (Arema Cronus)
Bek veteran ini dinilai sudah habis setelah masa baktinya di Pusamania Borneo FC. Tetapi Hamka Hamzah mampu menunjukan dirinya masih bertaji. Pada babak final kemarin, Hamka mampu mengunci para penyerang lawan. Buktinya, Arema kebobolan hanya satu kali sepanjang turnamen.

Supardi Nasir (Sriwijaya FC)
Sejak kepindahannya dari Persib, Supardi langsung bisa nyetel dengan permainan Sriwijaya FC. Kecepatannya masih terlihat meski sudah menginjak usia 32 tahun. Tercatat hanya satu laga, Supardi absen dan selebihnya selalu jadi pilihan utama di posisi bek kanan.

Tengah:
I Gede Sukadana (Bali United)
Nama I Gede Sukadana kini langsung menjadi ikon penting di lini tengah Bali United. Putra daerah yang satu ini begitu krusial perannya, baik dalam sisi menyerang atau bertahan. Satu gol fantastis berhasil dicetaknya ke gawang Persija Jakarta.

Sukadana juga jadi aktor penting dalam membawa Bali United secara mengejutkan lolos ke semifinal Piala Bhayangkara, meski akhirnya harus puas berakhir di posisi empat.

Srdan Lopicic (Arema Cronus)
Satu lagi pemain yang mampu memberikan dampak besar setelah kedatangannya jelang Piala Bhayangkara. Srdan Lopicic mampu bermain maksimal sebagai motor permainan Arema di lini tengah, mampu jadi penyambung ke lini depan dengan baik.

Pada babak final, Lopicic kembali menjalani perannya dengan sempurna. Gelandang 32 tahun asal Montenegro ini sangat agresif bermain saat menyerang. Bahkan, gol pertama Arema yang dicetak Raphael Maitimo berawal dari umpan datarnya dari sisi kiri.

Ichsan Kurniawan (Sriwijaya FC)
Salah satu pemain yang berhasil mencuri perhatian di Piala Bhayangkara kemarin. Performanya sebagai gelandang serang turut mendongkrak penampilan Sriwijaya FC.

Ia pun menjadi pemain dengan statistik umpan terbaik sepanjang turnamen, mencapai angka 90 persen. Satu gol fantastis pun dicetaknya dari jarak jauh saat bawa Sriwijaya menang atas Mitra Kukar di fase grup.

Depan:
Samsul Arif (Persib Bandung)
Pemain yang baru merapat dari Arema Cronus ini tampil menawan meski baru saja bergabung dengan Persib. Samsul mampu mencatatkan diri sebagai topscorer dengan total tiga gol.

Samsul pun mampu memberikan kekuatan lebih di sisi sayap, maupun saat digeser sedikit ke tengah. Agresifitasnya sangat membantu skema penyerangan "Maung Bandung" yang dibangun Dejan Antonic.

Beto Goncalves (Sriwijaya FC)
Satu lagi pemain yang tampil luar biasa meski baru bergabung dengan tim anyar. Beto langsung jadi pemain krusial Sriwijaya FC dengan mencetak tiga gol, menjadi topscorer bersama dengan Samsul.

Pemain Brasil ini masih menunjukan ketajaman dan kecepatannya seperti saat tampil di Persipura Jayapura dan Arema Cronus. Duetnya dengan Hilton Moreira juga jadi momok tersendiri buat lawan Sriwijaya.

Cristian Gonzales (Arema Cronus)
Makin tua, makin jadi. Itulah yang diperlihatkan Gonzales pada turnamen Piala Bhayangkara kemarin. Gerakannya tetap lincah dan karakter oportunisnya masih sangat terlihat.

Meski, hanya dua gol berhasil dicetaknya sepanjang turnamen, El Loco masih menunjukan peran pentingnya dalam laga semifinal dan final. Pada laga puncak kontra Persib, gol kedua Arema yang dicetak Sunarto berawal dari aksi Gonzales merusak sisi kanan pertahanan lawan.
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya