- Reuters/Carl Recine
VIVA – Setelah melalui berbagai perdebatan mengenai jeda musim dingin, akhirnya Premier League resmi memberlakukan aturan tersebut pada musim 2019//2020. Hal itu diungkapkan langsung oleh CEO FA, Martin Glenn.
Jeda musim dingin menjadi pembeda kompetisi Inggris dengan kompetisi di negara Eropa lain. Sebab, negara-negara lain memberlakukan aturan tersebut.
Banyak manajer yang mengeluhkan aturan tersebut. Mereka menyebut para pemain kelelahan akibat tak adanya jeda musim dingin. Tak adanya jeda kompetisi itu juga berpengaruh pada minimnya prestasi timnas Inggris.
Akhirnya, setelah melalui berbagai diskusi, Glenn mengonfirmasi jika akan ada jeda kompetisi musim dingin di Inggris. Namun, hanya pada Premier League. Dan jeda tersebut juga akan digelar selama 10 hari pada Februari, bukan pada Desember hingga Januari karena waktu tersebut tetap digelar Boxing day.
Dengan adanya jeda tersebut, diharapkan prestasi klub Inggris akan membaik di Liga Champions. Juga akan meningkatkan kualitas dari timnas Inggris.
"Ini buka semacam obat karena negara lain juga ada jeda musim dingin. Dengan ini diharapkan stamina para pemain membaik dan kita akan melihat performa yang lebih baik di Liga Champions. Para pemain Inggris juga akan mendapat libur lebih banyak dalam menyambut turnamen besar," kata Glenn dikutp The Sun.
"Harapannya, mental para pemain akan lebih baik, yang membuat mereka lebih segar," jelasnya.