Trauma Perang, Gelandang MU Tak Mau Pakai Simbol Bunga Poppy

Gelandang Manchester United, Nemanja Matic (kanan)
Sumber :
  • Twitter/@BBCSport

VIVA – Memasuki bulan Oktober, ada kebiasaan yang biasa dilakukan klub-klub Premier League. Ya, Selama bulan Oktober dan November klub-klub Premier League akan menyematkan simbol bunga poppy berwarna merah di kostumnya. 

Prediksi Pertandingan Premier League: West Ham United vs Liverpool

Simbol bunga poppy adalah lambang peringatan Remembrance Sunday. Bunga poppy jadi simbol untuk mengenang para pahlawan Inggris yang gugur di medan pertempuran pada Perang Dunia, dari tahun 1914 hingga 1918. 

Akan tetapi, kebiasaan ini tak mau diikuti oleh Nemanja Matic tahun ini. Padahal di tahun-tahun sebelumnya, gelandang berusia 30 tahun ini bersedia disematkan simbol bunga poppy di kostumnya. Saat membela MU dalam laga kontra Bournemouth, hanya Matic yang kostumnya tak disematkan bunga poppy. Akibatnya, akun Instagram pribadinya diserbu netizen.

5 Fakta Mengerikan Jelang Duel Brighton vs Manchester City di Premier League

Akhirnya, Matic pun angkat bicara. Lewat akun Instagram pribadinya juga, eks gelandang Chelsea dan Benfica ini menjelaskan maksudnya tak bersedia memaiai simbol itu. 

Menurut Matic, simbol bunga poppy mengingatkannya dengan perang yang terjadi saat ia masih kecil, di kampung halamannya. Saat itu, Serbia belum berdiri menjadi negara sendiri dan masih jadi bagian dari Yugoslavia. 

5 Fakta Menarik Arsenal Usai Pesta Gol ke Gawang Chelsea di Premier League

Pada 1999, NATO membombardir sebagian besar wilayah Yugoslavia lantaran menolak perjanjian damai yang dirancang Amerika Serikat untuk Kosovo. Saat itu, Usia Matic masih 12 tahun dan berada di sebuah desa bernama Vrelo. 

"Meskipun saya bersedia melakukan ini sebelumnya, saya merasa memakai bunga poppy di kostum saya tidak benar. Saya mengakui sepenuhnya dan menghormati hak setiap orang yang memakai bunga poppy. Saya juga bersimpati secara total bagi siapa saja yang kehilangan orang yang dicintainya akibat konflik," tulis Matic di Instagram.

"Tapi bagi saya, ini hanya mengingatkan saya pada serangan yang saya alami secara pribadi sebagai seorang anak berusia 12 tahun yang ketakutan di Vrelo. Karena, negara saya hancur akibat pemboman Serbia pada 1999," lanjutnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya