Bukti Besarnya Cinta Fans Leicester untuk Ranieri

Claudio Ranieri saat masih menangani Leicester CIty
Sumber :
  • Reuters / John Sibley

VIVA.co.id – Keputusan manajemen Leicester City memecat Claudio Ranieri memang masih belum bisa diterima fans. Nama Ranieri menjadi orang yang sangat berjasa bagi klub.

Mbappe Acuhkan Liverpool, MU hingga Arsenal demi Real Madrid

Ranieri sukses membawa The Foxes juara Premier League musim lalu, pertama dalam 113 tahun berdirinya klub. Prestasi itu menjadi jalur pembawa mereka bersaing di Liga Champions. Dia juga terpilih menjadi pelatih terbaik FIFA.

Namun, hasil buruk yang diraih Leicester musim ini menjadi penyebab dipecatnya Ranieri. Menyandang status juara bertahan, The Foxes hanya terpaut satu poin dari zona degradasi, sebelum dia dipecat.

Jelang Lawan Man Utd, Mikel Arteta Soroti Tugas Sulit Erik Ten Hag

Berbagai cara dilakukan fans untuk menunjukkan rasa cinta kepada Ranieri. Seperti yang terlihat kala Leicester menjamu Liverpool, dini hari tadi. Leicester menang atas Liverpool dengan skor 3-1.

Saat laga memasuki menit 65, fans yang memadati King Power Stadium menyalakan lampu dari ponsel mereka dan menyanyikan nama Ranieri. Menit 65 dipilih untuk merepresentasikan usia Ranieri, 65 tahun, dikutip Daily Mail.

Hasil Lengkap: Man City dan AC Milan Pesta Gol, Borussia Dortmund Hancur Lebur

Fans Leicester memberikan penghormatan untuk Claudio Ranieri

Selain itu, ada sekelompok fans yang datang menggunakan topeng Ranieri. Mereka seolah menunjukkan kalau manajer asal Italia tersebut akan selalu diingat sepanjang sejarah klub.

Fans yang datang ke stadion juga ada yang membawa bendera atau spanduk yang berisi kalimat dukungan dan terima kasih untuk Ranieri. Salah satunya bertuliskan "Dilly Ding Dilly Wrong", yang merupakan plesetan dari kalimat "Dilly Ding Dilly Dong", kata yang diucapkan saat Ranieri membawa Leicester juara musim lalu.

Yang paling ekstrem terdapat di luar stadion. Sebuah mobil jenazah terlihat dengan karangan bunga berwarna biru bertuliskan "RIP Football". Fans merasa dalam sepakbola sudah tidak ada lagi rasa terima kasih kepada seseorang yang telah berjasa besar untuk klub.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya