- Independent
Dalam sebuah sesi wawancara dengan sebuah surat kabar Italia Il Tiempo, pemain 28 tahun ini menceritakan kisah pilunya.
Castan mengalami cedera saat Roma menghadapi Empoli pada September 2014. Ia merasakan sakit luar biasa di kaki kirinya, dan harus ditandu keluar lapangan. Setelah pertandingan Castan merasakan sakit di bagian kepala yang luar biasa hingga ia tak bisa tertidur.
"Di babak pertama saat melawan Empoli, saya merasakan sakit yang luar biasa. Malam harinya saya merasakan kepala saya seperti berputar dan situasi sama di malam berikutnya," ujar Castan dikutip Football Italia.
Segera, Castan pun langsung menghubungi dokter tim AS Roma dan melakukan proses radiologi. Ternyata, ada sebuah benjolan di dalam otaknya. Ketakutan akan kanker pun menyergap benak Castan, meskipun dokter menjelaskan jika penyakit itu bukan kanker.
"Mereka memeriksa saya selama satu minggu di kampus Biomedco. Setelah melakukan proses radiologi mereka menemukan sebuah benda di otak saya sebesar buah stroberi. Ada ketakutan dalam benak saya meskipun dokter menjelaskan itu bukan kanker," Castan melanjutkan.
Berbagai pertanyaan dan kabar yang diberitakan media soal kesehatannya berubah menjadi tekanan buatnya. Ia pun bahkan nyaris putus asa dan merasakan jika dirinya dalam keadaan sekarat.
Ia pun menggambarkan ketakutan luar biasa saat naik meja operasi. Castan bahkan memeluk seluruh keluarganya saat akan menaiki meja operasi.
"Di hari berikutnya, saat akan masuk ruang operasi, saya melihat seluruh keluarga saya. Mereka pun melihat kondisi saya sambil menangis. Saya sendirian dan ketakutan," ujarnya.
Proses operasi pun berjalan dengan lancar, namun hingga saat ini dia belum sepenuhnya pulih. Bahkan, ia belum bisa berjalan kembali normal, pandangannya pun terkadang kabur.
"Sisi kiri di seluruh tubuh saya seperti lumpuh. Tapi, di bagian kanan tubuh semua bekerja dengan baik. Beruntung tak ada kerusakan permanen dan semua kembali normal," tutur Castan.
Inilah gambaran kisah perjuangan Leandro Castan untuk bisa kembali bermain bersama Roma, di tengah ketakutan akan kanker dan kematian. (art)
