Tak Kuat, GoPro Matikan Bisnis Drone

Ilustrasi GoPro
Sumber :
  • Reuters/Thomas White

VIVA – GoPro memulai tahun 2018 dengan tidak mulus. Perusahaan ini mematikan bisnis drone karena persaingan segmen tersebut yang begitu kompetitif. 

Tak Ciut dengan Gempuran AS, Houthi Mengganas Beri Perlawanan Sengit

Perusahaan mengumumkan penghentian bisnis drone dalam laporan perusahaan. GoPro mengatakan drone Karma akan menjadi produk drone terakhir yang diproduksi GoPro. Drone Karma pertama kali muncul pada akhir tahun lalu, dengan dibanderol US$799 atau Rp10,7 juta.

Dikutip dari The Verge, Selasa, 9 Januari 2018, produk drone Karma kurang berjalan sukses. Selain soal harga produk yang mahal, semua unit Karma mengalami kegagalan sehingga drone tersebut kehilangan daya. GoPro akhirnya memutuskan untuk menarik kembali drone tersebut pada November lalu. Pengulas drone menilai Karma kalah bagus dibanding dengan drone kompetitor yaitu DJI. 

Jika Perang Dunia ke-3 Pecah, Benarkah akan Jadi Perang Akhir Zaman Jelang Kiamat?

GoPro juga menyalahkan kondisi persaingan pasar yang menjadi penyebab perusahaan mematikan bisnis drone tersebut. GoPro juga menyalahkan keputusan regulasi baru di Eropa dan AS. Aturan baru yang dirilis mengurangi drastis pasar drone. 

"Kondisi itu membuat pasar drone menjadi tidak bisa dipertahankan, dan GoPro akan keluar dari pasar ini setelah menjual inventori Karma yang tersisa. GoPro akan terus memberikan layanan dan dukungan bagi pelanggan Karma," jelas GoPro dalam keterangannya. 

Serang Israel, Uni Eropa Bakal Jatuhi Iran Sanksi

PHK 20 persen karyawan

Selain menutup bisnis drone, GoPro juga melakukan restrukturisasi perusahaan. Perusahaan Sport Camera ni akan memecat 250 karyawannya atau 20 persen dari jumlah seluruh karyawan. Setelah berita tersebut dirilis, saham perusahaan terjun bebas hingga 23 persen pada senin 8 Januari 2018.

Tersiar kabar, GoPro saat ini bekerja sama dengan JP Morgan Chase untuk membantu menjual atau bekerja sama dengan perusahaan lain. Chief Executive Officer GoPro, Nick Woodman membenarkan kabar tersebut.

"Jika ada kesempatan pada kami untuk bekerja sama dengan perusahaan yang lebih besar untuk membuat GoPro lebih baik, kami akan memikirkan pilihan tersebut," kata Woodman dikutip CNBC. 

Sudah sejak lama GoPro mengalami kesulitan. Sejak 2015 lalu saham GoPro mulai menurun. Hingga tahun 2016, rugi hingga US$373 juta. Perusahaan kamera ini juga sulit bersaing dengan perusahaan lain. Seperti saat meluncurkan Hero 6 Black pada 2017 lalu. Harga Hero 6 Black saat itu US$499 jauh di atas pesaingnya Google Clips Camera yang hanya dibandrol US$249.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya