Kontroversial, Ada Helm Baca Otak Para Buruh di China

Pekerja china
Sumber :
  • www.technologyreview.com

VIVA – Di China saat ini terdapat gelombang protes akibat penggunaan helm yang bisa membaca pikiran pekerjanya. Teknologi ini dikatakan merenggut hak asasi pekerja. 

Google Fires 28 Employees Because of Nimbus Project

"Ini mengkhawatirkan karena perusahaan di China menggunakan teknologi ini secara luas. Pemerintah tidak membiarkan adanya serikat pekerja independen, dan pekerja memiliki jalan lain jika perusahaan menginginkan penggunaan pengawasan teknologi biometrik," jelas peneliti dari organisasi HAM China, William Nee, dilansir situs CNET, Selasa 1 Mei 2018. 

Nee menuturkan, tidak ada jaminan bahwa pemerintah tidak memperoleh data yang telah dikumpulkan dari perusahaan. Maka menurutnya, hal ini berpotensi untuk melanggar HAM. 

Kata Kritikus Seni Rupa soal Lukisan Artificial Intelligence Karya Denny JA

Ketakutan ini berdasar karena China telah mengadopsi banyak teknologi yang mampu masuk ke ranah privasi masyarakat. Salah satunya adalah adanya ratusan juta CCTV yang menggunakan kecerdasan buatan (Artificial Intelligence) di seluruh negeri. 

Peneliti dalam jurnal MIT Technology Review skeptis dengan perangkat pengawasan otak manusia itu. "Pindai otak menggunakan EEG sangat terbatas saat melakukan pendeteksian, hubungan dengan sinyal dan emosi manusia belum jelas," tulis Technology Review dalam pernyataannya. 

Google Plans to Charge for AI-powered Search Engine

Helm yang mampu membaca isi otak manusia itu telah digunakan di beberapa perusahaan. Teknologi ini diharapkan mampu membuat manajer tiap perusahaan untuk melihat saat pekerja stres, senang, marah atau sedih, dan melakukan alur kerja yang diinginkan. Dengan kata lain, misalnya pekerja sedang mengalami stres dan terbaca lewat helm, maka perusahaan akan membuat pekerja lebih santai. 

Salah satu yang menggunakan helm seperti ini adalah Hangzhou State Grid Zheijang Electric Power. Salah satu sumber menyatakan, dengan adanya teknologi ini telah meningkatkan keuntungan lebih dari US$300 juta selama 4 tahun terakhir. 

Model Cantik AI  Lily Rain

Siap-siap Kesal Baca Berita tentang Model Ini

Seorang model berbasis AI, menjadi perbincangan karena kontennya yang diunggah. Ia berhasil memperoleh pendapatan sebesar US$20.000 atau sekitar Rp317 juta per bulan.

img_title
VIVA.co.id
23 April 2024